Collection

Collection
.

Selasa, 18 Desember 2012

Dinamika Pada Perkuliahan Psikologi Belajar Selama Satu Semester



Perkuliahan itu ibarat sebuah perjalanan, hanya memerlukan waktu selama 5 bulan yang mau tidak mau kita harus mengakhirinya, entah dengan hasil yang memuaskan ataupun mengecewakan. Dan dalam sebuah perjalanan tentunya kita harus mempunyai seorang pemandu untuk membantu kita memahami setiap liku jalan yang akan ditempuh, dan pemandu kami di mata kuliah Psikologi Belajar ini adalah bu Dina, beliau mengampu mata kuliah ini sepanjang satu semester, semua yang kami lalui merupakan proses belajar dari bimbingan beliau.

Banyak hal yang telah kami lalui mempunyai kesan nya tersendiri, dan semua itu dapat dikaitkan dengan berbagai teori-teori umum yang telah dibahas sepanjang satu semester ini, dan saya akan membahas dinamika perkuliahan satu semester ini menggunakan dasar-dasar teori tersebut yang seharusnya telah dikuasai oleh masing-masing mahasiswa yang mengambil mata kuliah ini.

Dalam Psikologi belajar dikenal Fungsi spesifik dari teori belajar, diantaranya yaitu; Pertama, sebagai pedoman perencanaan instruksi. Hal ini terkait dengan kunjungan kami ke SMK TritechInformatika Medan pada tanggal 05 Desember 2012 lalu, dalam melaksanakan observasi tentunya kami harus membuat pedoman observasi yang terkoordinir dengan baik. Disini kondisi belajar Gagne menyediakan Sembilan langkah yang parallel dengan urutan dimana informasi diterima dari lingkungan, diproses (encoded), dan disimpan dalam memori jangka panjang. Saat  melakukan observasi saya hanya tinggal melakukan panduan istruksi berdasarkan langkah-langkah yang telah dirincikan dengan jelas, hingga saat mengambil dan menyimpulkan data melalui beberapa tahap, seperti contohnya sebelum melakukan observasi terlebih dahulu saya mengumpulkan beberapa informasi dari lingkungan agar nantinya memudahkan saya dalam melakukan observasi, setelah mendapatkan data yang diinginkan saya memberikan pengkodean pada masing-masing data agar lebih mudah diproses, hingga  selanjutnya dapat disimpan ke memory jangka panjangnya.

Kedua, mengevaluasi produk untuk dipakai di kelas dan praktik belajar yang berlansung. Penjelasan ini sesuai dengan kondisi belajar kami pada saat bu Dina memberikan kepada seluruh mahasiswa yang mengikuti perkuliahan ini berupa 3 lembar brosur yang berisi sertifikat dan satu lembar kertas HVS kosong, beliau meminta kami untuk membuat produk apa saja yang nantinya dapat dijelaskan dengan teori dari B.F. Skinner. Dalam teori B.F.Skinner menyebutkan bahwa belajar sebagai perubahan prilaku.”belajar bukan melakukan—belajar adalah mengubah apa yang kita lakukan. Teori ini sangat sesuai dengan stimulus dari beliau, kami mengubah brosur-brosur bekas tersebut menjadi produk-produk yang lebih baik dengan sedikit sentuhan kreativitas, mengubah apa yang dilakukan disini maksudnya adalah kita yang biasa hanya menganggap ini sampah kini membuat sesuatu yang sangat bernilai.

Secara khusus, B.F. Skinner memiliki istilah mengenai penguatan (reinforcement) adalah setiap konsekuensi behavioral yang memperkuat prilaku; yaitu penguat meningkatkan frekuensi respon. Kejadian yang menguatkan adalah hasil yang diproduksi oleh penguat yang mengubah organisme sedemikian rupa sehingga prilaku itu diulang. Bu Dina pun tak lupa memberikan reinforcement kepada kami yaitu menyediakan 4 buah hadiah kecil agar kami lebih termotivasi untuk menghasilkan produk yang bagus dan dapat mengaitkannya dengan teori. Dan alhasil saya mendapatkan penghargaan dari apa yang saya buat, reinforcement yang diberikan bu Dina cukup membuat saya berkeinginan agar kedepannya menjadi lebih kreatif mengolah sesuatu yang sebenarnya masih mempunyai nilai.

Ketiga, mendiagnosa problem dalam instruksi dikelas. Kejadian yang menjadi contoh untuk fungsi yang ketiga ini adalah saat bu Dina menginginkan kami agar berespon mengenai rencana kunjungan observasi sedangkan hanya beberapa orang yang mau mengeluarkan pendapat nya dan yang lain memilih untuk mengikut apa yang akan diputuskan saja, tentu akhirnya bu Dina pun kesal dengan kami dan menugaskan kami untuk mengangkat problem tersebut agar didiagnosa menurut beberapa tokoh.

Problem ingin ikut bagaimana keputusan akhir tersebut tentunya merupakan ciri-ciri bagaimana perkembangan kognitif kita belum berkembang dengan baik, mengapa saya katakana belum berkembang dengan baik? Tentunya karena hanya anak-anak yang belum bisa memberi pendapat sendirilah yang akan ikut dengan keputusan apapun, hal ini dapat dijelaskan dengan teori dari Jean Piaget yang menyebutkan bahwa ada empat faktor yang diperlukan untuk transformasi perkembangan dari satu bentuk penalaran ke bentuk yang lain.

Faktor itu adalah pertama, lingkungan fisik, karena interaksi antar individu dan dunia adalah sumber ilmu pengetahuan. Kebanyakan dari kita kurang sadar bahwa kita adalah makhluk sosial, sehingga tak jarang kita acuh tak acuh dengan hal-hal yang berada disekitar kita yang menyebabkan problem tersebut terjadi. Kedua, kematangan. Kematangan system saraf menjadi penting karena memungkinkan anak/kita yang tidak mmemberi pendapat merealisasikan manfaat maksimum dari pengalaman fisik. Saya merasa bahwa kami yang tidak memberi pendapat belum dapat merealisasikan manfaat penugasan observasi tersebut, padahal sebenarnya manfaatnya ada untuk kami, bu Dina hanya membimbing saja. Ketiga, pengaruh sosial. Mencakup peran bahasa dan pendidikan khusus nya kontak dengan orang lain. Saya yang termasuk didalam nya tidak memberikan pendapat berkaitan dengan faktor yang ketiga, karena saya tidak membuka group dan tidak pula berinisiatif untuk bertanya dengan teman-teman yang mengambil mata kuliah yang sama sehingga terjadilah hal demikian. Keempat, penyeimbangan (equilibration). Penyeimbangan mengatur interaksi individu dengan lingkungan dan memungkinkan perkembangan kognitif untuk maju secara koheren dan tertata, disini kami tidak mempunyai keseimbangan yang membuat kami kurang dapat cepat tanggap sesuai yang diinginkan bu Dina tersebut. Karena keempat faktor ini belum berkembang dengan baik maka perkembangan kognitif kami pun menjadi sedikit bermasalah.

Dan menurut penalaran saya, hal yang membuat bu Dina memberikan kami sanksi dengan harus membahas penyebab problem tersebut terkait dengan perkatan Piaget bahwa “ Tanpa kontak yang mengejutkan dengan pikiran orang lain dan upaya perenungan yang disebabkan kejutan itu tidak akan ada pemikiran yang muncul dalam kesadaran.” Dengan adanya kejutan dari bu Dina berupa penugasan mendadak tersebut kami akhirnya dapat merenungkan kesalahan kami.

Fungsi teori belajar yang keempat adalah mengevaluasi riset berdasarkan teori, disini kembali saya berikan reality contohnya mengenai kunjungan observasi kami, kami melakukan riset berupa observasi kesekolah tersebut guna menguji kebenaran teori-teori belajar yang telah kami lakukan sepanjang satu semester ini. Dan kami juga merealisasikan teori pengkondisian B.F. Skinner menjadi bentuk permainan ular tangga, tapi sayang sekali kelompok kami tidak berkesampatan untuk maju menampilkan hasil nya.

Masih banyak lagi proses-proses yang telah kami lalui satu semester ini yang tidak mungkin untuk dijabarkan dalam halaman ini, setiap hal merupakan proses belajar. Dan menjadi kekhasan dalam mata kuliah ini adalah bentuk penugasannya yang selalu berupa postingan dalam blog, ini merupakan stimulus tersendiri bagi saya, karena dari sekian banyak mata kuliah hanya mata kuliah Psi. belajar ini yang benar-benar tidak pernah menggunakan Hard copy. Cara-cara penyajian materinya pun bervariasi sehingga tidak menimbulkan kebosanan, terkadang menimbulkan sedikit shock terapy saat bu Dina tiba-tiba menyuruh kami duduk berselang dan memberikan penugasan yang sedikit mengejutkan, dan adakalanya bu Dina memberikan kami stimulus berupa hadiah-hadiah kecil untuk penguatan.

Dinamika yang berjalan disetiap pertemuannya berjalan sebagaimana mata kuliah yang lainnya, ada pasang surut semangat bagi saya untuk melalui nya, namun semua adalah proses belajar. Sekian terima kasih.. ^^

Kamis, 06 Desember 2012

Testimony saat Observasi


Observasi yang dilakukan pada tanggal 05 Desember 2012 kemaren, merupakan observasi yang pertama kali saya lakukan, awalnya sempat grogi menjadi perhatian banyak siswa disana, ketika memasuki kelas saya dengan kak beby pun sangat kaku untuk menyapa semua siswa. Kami diberi kesempatan untuk duduk di bangku paling belakang, sedangkan guru menerangkan mata pelajaran seperti biasanya.

Hanya berdurasi selama 30 menit namun saya merasa menemukan hal baru yang belum pernah saya temukan, ini adalah pertama kali nya saya masuk ke sebuah sekolah menengah atas yang memakai system e-learning, ternyata zaman sudah sugguh banyak berubah, hal itu yang terbersit dalam benak saya. Intinya saya sangat beruntung mengikuti mata kuliah Psi. Belajar sehingga mempunyai kesempatan ikut mengunjungi SMK seperti ini.

Kelebihan dalam observasi ini, saya merasa leluasa untuk mengamati semua kejadian yang terjadi selama proses pembelajaran mereka. Sedangkan kekurangannya, kami hanya dapat mengamati saja dan tidak dapat bertanya apapun kepada para siswa disana untuk menambah informasi, karena selain guru hanya focus menerangkan kami pun merasa segan untuk mengintrupsi atau bertanya.

Saran untuk melakukan penelitian kedepan dari pendapat saya, sebaiknya observasi memang telah matang direncanakan, dan terorganisir dengan baik, karena lumayan cukup lama saya dan kak beby untuk mendapatkan kelas yang menjadi objek observasi kami dikarenakan kelas yang seharusnya menjadi tanggung jawab kami telah dimasuki oleh observer lain. Sekian dari saya. Terima Kasih…^^

Rabu, 05 Desember 2012

Analisis dan Laporan Observasi SMK Tritech Informatika


v  Laporan observasi

Standar observasi harus mencantumkan :

1.      Nama dan Nim observer
Lia Hairani (101301001)

2.      Kelas yang diobservasi
Lokasi observasi tepat berada pada X.RPL – Executive
3.      Mata pelajaran dan guru yang mengajar
Mata pelajaran yang diajarkan pada saat observasi dilakukan adalah Kewirausaahan yang dibimbing oleh bapak Supriyanto.

4.      Waktu mengobservasi dan durasi observasi
Observasi dilaksanakan dimulai pada pukul 11:50. Yang berdurasi selama 30 menit.

5.      Jumlah siswa dalam kelas
Siswa yang berada dalam kelas X.RPL – Executive ada sebanyak 28 orang, 16 diantaranya laki-laki dan 12 lainnya perempuan.

6.      Media pembelajaran yang digunakan guru
Guru sebagai pengampu mata pelajaran tersebut menggunakan papan tulis putih dan LCD yang disambungkan dari laptop.



7.      Media pembelajaran yang digunakan siswa
Siswa dalam pembelajarannya menggunakan laptop. Dari observasi yang saya lakukan disetiap meja mempunyai 2 buah bangku yang diduduki 2 siswa, hanya ada 1 laptop yang tersedia, saya tidak dapat memastikan bahwa laptop itu hanya milik 1 siswa atau bagaimana karena tugas kami hanya mengobservasi.



8.      Situasi fisik kelas
Didalam kelas tersebut yang bisa dikatakan tidak terlalu luas, terdapat 4 buah lampu panjang yang menerangi kelas tersebut, berada di dinding sebelah kanan saya melihat sebuah kipas angin, dan terdapat pula sebuah AC yang berada tepat didepan semua murid, AC ini juga berdampingan dengan sebuah LCD yang membantu pemahaman pembelajaran tersebut, diantara kedua nya terdapat sebuah papan tulis putih yang menjadi media guru untuk menerangkan mata pelajaran.


9.      Alat observasi
Dalam mengobservasi, saya menggunakan sebuah alat tulis dan secarik kertas, saya juga menggunakan Handphone untuk mendokumentasikan hasil observasi yang saya lakukan.

v  Analisis hasil observasi dengan teori Kondisi Belajar Gagne
Setelah melakukan observasi pada 05 Desember 2012, saya menemukan banyak hal yang dapat saya kaitkan dengan Tinjauan atas Lima Variasi Belajar berada pada table 5.2 hal 180 yang juga berkaitan dengan acuan observasi saya berada pada table 5.3 hal.186. Namun untuk membahasnya saya tidak akan menjelaskan dalam bentuk table namun berbentuk poin-poin saja.

ü  Kategori belajar           : informasi verbal
     Kapabilitas                  : pengambilan informasi yang tersimpan (fakta, label, diskursus).
Pengambilan informasi yang tersimpan ini dilakukan oleh guru dengan mengadakan sesi diskusi diantara penjelasannya mengenai sebuah materi, saat saya observasi materi yang sedang dibahas mengenai komitmen yang tinggi sebagai seorang wirausahawan. Guru memberikan beberapa pertanyaan, hal ini juga merupakan pemberian stimulus yang akhirnya menimbulkan respon mengenai informasi verbal dalam bentuk jawaban-jawaban dari beberapa siswa. Hal ini dapat juga disebut dengan pengembalian kembali dan respon yang berada pada table 5.3

ü  Kategori belajar     : Keterampilan intelektual
    Kapabilitas             : Operasi mental yang memungkinkan individu untuk merespons konseptualisasi lingkungan

Hal ini terlihat bagaimana para siswa memberikan jawaban-jawaban atas pertanyaan yang diajukan dengan menjelaskan pendapat mereka yang lansung dihubungkan dengan realita dilingkungan, mereka memberikan contoh-contoh yang memang cocok dan up to date untuk saat ini. Hal ini sesuai dengan acuan observasi di table 5.3 mengenai persepsi selektif terhadap ciri stimulus.

ü  Kategori belajar           : Strategi kogitif
     Kapabilitas                  : Proses kontrol pelaksana yang mengatur pemikiran dan belajar dari pemelajar

Hal ini berkaitan dengan pengkodean semantik, dengan memberi kode-kode pada setiap hal yang   baru dipelajari maka sudah termasuk dengan strategi kognitif, para siswa yang berada dikelas menggunakan strategi kognitif dengan membuat beberapa kode untuk hal-hal yang mereka anggap penting, kode-kode terebut dapat terlihat dengan catatan yang mereka buat saat guru menerangkan.

ü  Kategori belajar           : Keterampilan Motorik
    Kapabilitas                   : Kapabilitas dan “rencana eksekutif” untuk melakukan sekuensi gerakan   fisik.

Dalam hal ini keterampilan motorik tidak dimunculkan, dikarenakan pada pelajaran kewirausahaan para siswa hanya menjadi pendengar, kebanyakan informasi didapatkan bukan pada praktek lansung namun melalui ceramah yang diberikan oleh guru mata pelajaran tersebut.


 ü  Kategori belajar           : Sikap
     Kapabilitas                      : Predisposisi ke tindakan positif atau negative terhadap orang, objek atau peristiwa.

Sikap yang ditunjukkan siswa dalam menjalani pelajaran kewirausahaan itu cukup positif, semua siswa tampak antusias mendengarkan apa yang disampaikan oleh guru mereka, dan mereka dengan sigap lansung memberikan respon saat stimulus dari guru ditampilkan, hal ini sesuai dengan kemampuan mengeneralisasi siswa, karena dengan situasi bagaimana pun mereka dapat melakukan tindakan yang sama dari apa yang telah mereka miliki.


Demikianlah hasil laporan dan analisis yang dapat saya berikan setelah mengadakan observasi tersebut, semoga mendapatkan kritik dan masukan yang membangun, karena tanpa kesalahan seseorang tidak akan bangkit dan belajar. Terima kasih…^^

Selasa, 13 November 2012

ANALISIS PERMASALAHAN



Mungkin memang kelalaian dan sikap hanya mau menerima merupakan sifat yang sangat susah untuk dihilangkan dari kebiasaan yang telah ada, karena itulah disini bu Dina selaku dosen pengampu mata kuliah Psi. Belajar memberikan kami sebuah stimulus untuk kami respon dikarenakan ketidak acuhan kami, stimulus yang merupakan kasus yang datang dari kami sendiri. Kasus yang akan saya analisis ini adalah “ Mengapa mahasiswa psikologi USU yang mengambil mata kuliah psikologi belajar TA 2012/2013 semester ganjil sebahagian besar tidak memberikan tanggapan di grup sehubungan dengan rencana melakukan observasi di lapangan?". Dan kasus ini juga akan saya kaitkan dengan teori dari Albert Bandura.

Albert Bandura adalah tokoh dari teori kognitif-sosial, asumsi dasar dari teori kognitif-sosial adalah bahwa observasi dan proses pengambilan keputusan adalah mekanisme kunci dalam perolehan prilaku sosial dan anti sosial, prilaku mahasiswa psi.belajar dengan ketidak acuhan mereka dalam menanggapi rencana observasi lingkungan dapat dikaitkan dengan asumsi dasar tersebut karena mungkin sikap tersebut menandakan prilaku kurangnya sikap tanggap cepat terhadap lingkungan sosialnya atau kurang mengobservasi apa yang terjadi dengan lingkungannya, hal ini tentu bisa menuju ke prilaku antisosial sehigga ketidakacuhan pun lahir sebagai hasil dari prilaku kurang observasi tersebut.

Setelah itu dalam teori Albert Bandura juga terdapat karateristik situasional yang mempengaruhi reaksi pengamat terhadap model adalah : a) atribut model; b) tingkat ketidakpastian tentang arah tindakan tertentu; c) tingkat penguatan yang ada dalam situasi. Nah, hal ini juga berpengaruh terhadap prilaku mahasiswa dalam memberikan tanggapan tersebut, karena menurut sudut pandang saya, mahasiswa masih kurang jelas mengenai apa tugas dan bagaimana jalannya tugas tersebut sehingga saya merasa mahasisa berada pada masalah dalam poin no.2 tersebut.

Kemudian setelah itu terdapat peran ketangguhan diri, dimana defenisi dari keyakinan akan ketangguhan diri adalah keyakinan pada kemampuan diri seseorang untuk mengorganisasikan dan melaksanakan tindakan yang diperlukan untuk mendapatkan capaian tertentu (Bandura,1997, h. 3).  Tanggapan mahasiswa yang kurang tersebut menurut pandangan saya merupakan kurangnya ketangguhan diri dari mahasiswa tersebut sehingga mereka lebih baik memilih untuk tidak mengajukan pendapat daripada harus mengajukan pendapat tapi tidak tepat.

Terakhir pendapat yang dapat saya ajukan mengenai kasus ini adalah efek dari keyakinan akan ketangguhan diri yang rendah yang berkaitan dengan tugas yaitu yang pertama, ada upaya lamban, hal ini dapa terlihat dari respon yang kurang dari mahsiswa tersebut kemudian yang kedua ada kemungkinan mudah meninggalkan tugas saat menghadapi kesulitan, pada efek kedua ini menurut sudut pandang saya sebagai mahasiswa tersebut mungkin banyak mahasiswa menganggap daripada harus memikirkan hal yang membuat pusing kenapa tidak dibiarkan saja yang lain untuk mencari kesimpulan sendiri dan lebih memilh abstain saja. Memang hal tersebut sangat tidak pantas untuk menjadi pribadi seorang mahasiswa karena dianggap takut untuk mengeluarkan pendapat sendiri.

Demikianlah analisis yang dapat saya berikan, semoga kedepan tidak lagi terjadi hal yang serupa karena dapat mengurangi keefektifan jalannya perkuliahan ini, saya yang juga sebagai mahasiswa yang mengikuti perkuliahan ini sangat merasa menyesal akan keterlambatan respon yang diharapkan tersebut dan setiap peristiwa merupakan proses belajar. Sekian dan Terima kasih….^^

Kamis, 25 Oktober 2012

Tugas UTS Psikologi Belajar TA. 2012/2013

Kelompok 11 :


Pengen gak ikut terlibat lansung dalam permainan ular tangga?? Kalau biasanya kita yang menggerakkan pionnya, nah sekarang gimana kalau kita yang jadi pionnya. Ditambah lagi kita bisa bermain sambil belajar teorinya B.F. Skinner. Dan untuk bisa merasakan sensasi serunya bermain sambil belajar jawabannya ada di “ULAR TANGGA RAKSASA”.
Konsep ular tangga raksasa ini sengaja kami pilih dalam menerapkan teori B.F. Skinner agar kita dapat lebih mudah menyerap inti dari teori tersebut. Cara bermainnya sama seperti bermain ular tangga biasa hanya saja kami mengembangkan beberapa aturannya yang dapat mengaplikasikan langsung teori B.F. Skinner, berikut adalah deskripsi ular tangga ini :
·       Terdiri dari 100 petak karton yang berukuran 20x20 cm.
·       Memiliki tampilan mirip dengan ular tangga pada umumnya.
·      Didalam petak-petak tersebut nantinya akan ada instrument berupa gambar yang memiliki makna.

-  Gambar tangga berarti peserta dapat naik beberapa petak sesuai dengan yang telah ditentukan.
-        Ular berarti peserta akan turun beberapa petak sesuai yang telah ditentukan juga.
-        Amplop yang berisi pertanyaan seputar Psikologi Belajar ataupun instruksi untuk melakukan suatu tindakan.


Cara dan peraturan dalam permainan ular tangga raksasa ini :
  •  Peserta terdiri dari 5 orang yang akan menjadi pion secara lansung (kami akan memilih para pion berdasarkan warna pakaian yang berbeda-beda).
  • Permainan dimulai dari garis “start” (yang awalnya setiap peserta akan mengocok dadu) dan akan berakhir pada finish.
  • Peserta akan melangkah sebanyak jumlah angka yang tertera pada dadu.
  • Jika peserta mendapati petak yang berisi amplop, peserta harus mengerjakan instruksi yang ada dalam amplop tersebut. Peserta akan mendapatkan reward (positive reinforcement) jika dapat melakukan instruksi yang ada dalam amplop, dan akan mendapatkan hukuman jika gagal menjalankan instruksi tersebut.
  • Peserta yang paling cepat sampai pada petak finish akan menjadi pemenang dan akan mendapatkan reward special.


Pembahasan dengan teori Skinner
Inti dari teori behaviorisme Skinner adalah Pengkondisian operan (kondisioning operan). Pengkondisian operan adalah sebentuk pembelajaran dimana konsekuensi-konsekuensi dari prilaku menghasilkan perubahan dalam probabilitas prilaku itu akan diulangi.
Menurut Skinner (J.W. Santrock, 272) unsur yang terpenting dalam belajar adalah adanya penguatan (reinforcement ) dan hukuman (punishment).
Penguatan dan Hukuman. 
1.      Penguatan (reinforcement) adalah konsekuensi yang meningkatkan probabilitas bahwa suatu perilaku akan terjadi. Penguatan boleh jadi kompleks. Penguatan berarti memperkuat. Skinner membagi penguatan ini menjadi dua bagian:
Ø  Penguatan positif adalah penguatan berdasarkan prinsif bahwa frekuensi respons meningkat karena diikuti dengan stimulus yang mendukung (rewarding). Dalam hal ini penguatan positif berupa reward yang diberikan jika peserta bisa melakukan instruksi yang ada dalam amplop dengan tepat.
Ø  Penguatan negatif, adalah penguatan berdasarkan prinsif bahwa frekuensi respons meningkat karena diikuti dengan penghilangan stimulus yang merugikan (tidak menyenangkan).
Satu  cara untuk mengingat perbedaan antara penguatan positif dan penguatan negatif adalah dalam penguatan positif ada sesuatu yang ditambahkan atau diperoleh. Dalam penguatan negatif, ada sesuatu yang dikurangi atau di hilangkan.
2.      Hukuman (punishment) adalah konsekuensi yang menurunkan probabilitas terjadinya suatu perilaku. Hukuman mengandung pengurangan atau penekanan tingkah laku.  Suatu perbuatan yang diikuti hukuman, kecil kemungkinannya diulangi lagi pada situasi-situasi yang serupa di saat lain.

Selasa, 23 Oktober 2012

Review Jurnal



Judul               : MEMORI DAN PEMBELAJARAN
Penulis             : Salmaini Yeli
Asal                 : Dosen Fakultas Ushuluddin UIN Suska Riau.

Ringkasan  Jurnal
A.    Pembelajaran
Pembelajaran merupakan upaya untuk menimbulkan perubahan pada diri anak  sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan, yang tertuang dalam perencanaan pembelajaran sebagai kompetensi-kompetensi yang harus dimiliki anak didik. Belajar  memiliki kaitan yang sangat erat dengan memori, bahkan fungsi pertama dalam memori itu sendiri adalah fungsi memasukkan (learning) yang diperoleh seseorang dalam kehidupannya baik disengaja maupun tidak disengaja. Dalam evaluasi pembelajaran pun pada dasarnya adalah mengevaluasi kemampuan memori anak, mulai dari proses memasukkan (learning),  menyimpan (retaining) dan mengingat kembali (remembering).

1.      Fungsi Learning
Learning (mencamkan, memasukkan) adalah  lekatnya kesan terhadap suatu  obyek sedemikian rupa sehingga tersimpan dan dapat direproduksi (dikeluarkan kembali). Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa individu memiliki kemampuan yang berbeda dalam  learning (mencamkan, memasukkan) sesuai dengan pengalaman dan faktor individual serta obyek yang dipelajari.  Para psikolog berusaha mengemukakan bagaimana proses memasukkan (belajar) ini terjadi. Ada beberapa teori yang dikemukakan, yaitu  Pertama, teori daya (faculty theory). Menurut teori ini, jiwa mempunyai berbagai kotak yang berisikan daya untuk mengingat, untuk berpikir, daya untuk merasa dan sebagainya. Belajar cukup dengan mengasah salah satu daya saja, sebab nantinya akan terjadi transfer ke daya yang lain. Kedua, teori behavoristik. Ketiga, teori gestalt.Menurut teori ini,  belajar adalah manusia belajar secara keseluruhan; belajar didorong oleh kemauan secara sadar.

2.      Fungsi Menyimpan (Retention)
Apa yang dipelajari seorang individu kemudian disimpan (retention). Rentang waktu (interval, jarak) dengan proses mencamkan (belajar) akan mempengaruhi memori (ingatan) seseorang. Hal ini dapat dilihat dari dua sisi, yaitu (1) lama interval ® menunjukkan lamanya rentang waktu antara pemasukan bahan dengan masa ditimbulkannya kembali bahan tersebut. Makin panjang jarak (interval) antara keduanya maka makin lemah retensinya; (2) isi interval ® aktivitas-aktivitas yang terdapat (dilakukan) selama interval waktu akan mempengaruhi memori  traces(jejak-jejak memori) sehingga dapat menyebabkan orang tersebut lupa.
Sehubungan  dengan ini, ada dua teori tentang kelupaan yang bersumber dari interval ini, yaitu (1) teori atropi. Teori ini menitikberatkan pada lama interval. Menurut teori ini, kelupaan terjadi karena jejak-jejak ingatan (trace of memory) telah lama tidak ditimbulkan kembali dalam alam kesadaran; (2) teori interferensi. Teori ini menitikberatkan pada isi interval. Menurut teori ini, kelupaan terjadi karena jejak-jejak memori  saling bercampur aduk dan mengganggu satu sama lain.

3.      Fungsi Menimbulkan Kembali (remembering)
Fungsi  remembering adalah kemampuan untuk menimbulkan kembali hal-hal yang disimpan dalam ingatan. Dalam  menimbulkan kembali dibedakan antara mengingat kembali (to recall) dan mengenal kembali (to recognize). Beberapa penelitian menunjukkan bahwa  memori bersifat terbatas, kadangkadang tidak dapat tepat seperti apa adanya dan tidak lengkap. Hal ini disebabkan oleh beberapa aspek, yaitu (1) cara memasukkan kurang tepat, (2) adanya kecerobohan pada waktu mempersepsi sehingga apa yang dilihat tidak sama dengan obyek sebenarnya, (3) retensi yang kurang baik, dan (4) dapat juga karena adanya gangguan dalam mengeluarkan kembali seperti amnesia, dan degeneratif.

B.     Metode Penyelidikan Memori
Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk menyelidiki memori, yaitu (1) metode dengan melihat waktu atau usaha belajar (the learning method), (2) metode mempelajari kembali (the relearning method), (3) metode rekonstruksi,; (4) metode mengenal kembali (rekognisi), (5) metode mengingat kembali (recall), Metode-metode yang digunakan untuk penyelidikan memori di atas dapat pula digunakan sebagai metode serta evaluasi hasil pembelajaran, sehingga dapat diketahui perbedaan individual yang ada pada  diri  siswa.

C.    Jenis-Jenis Memori
Memori dilihat dari waktu dan kapasitasnya dapat diklasifikasikan kepada memori jangka pendek (short term memory) dan memori jangka panjang (longterm memory).

D.    Meningkatkan Memori Siswa
Win Winger 23 juga mengemukakan beberapa kiat jitu untuk memperoleh kecakapan dalam belajar, kesemuanya disinyalir dapat meningkatkan kemampuan individu dalam belajar, yaitu (1) ubah ”fakta kering” menjadi pengalaman tak terlupakan, (2) bicaralah dan bicarakanlah hal-hal atau masalah-masalah kunci dengan seseorang, (3) berujicobalah dengan masalah, bereksperimenlah, amatilah dan catatlah, (4) ubahlah setiap pokok masalah yang tidak dimengerti menjadi suatu masalah yang dimengerti dan pecahkanlah  menurut kiat-kiat di atas, dan (5) untuk memastikan Anda memahami sesuatu, jelaskan kepada seseorang yang kurang berpengalaman ketimbang Anda, atau yang  berasal dari latar belakang yang jauh berbeda dan buatlah ia paham.

Pembahasan
Berdasarkan dengan teori dari buku Learning and Intruction yang dapat dikaitkan dengan jurnal diatas, sesuai dengan pembahasan mengenai jenis memori. Dikatakan bahwa tiga pendapat mengonseptualisasikan memori manusia dalam istilah keadaan atau tahapan, yaitu konsep system memori, kensep keadaan dan tahapan pemrosesan. Hal yang sama juga didalam jurnal dikatakan bahwa konsep system mendeskripsikan memori sistematik , memori procedural, dan memori episodic. Jurnal diatas mengaitkan bagaimana jenis memori tersebut mempengaruhi dalam proses belajar (learning).
Proses kontrol eksekutif juga mempengaruhi bagaimana proses belajar berlansung, didalamnya terdapat penyimpanan jangka pendek (short term memory) dan jangka pendek (long term memory). Jurnal diatas juga memberikan informasi bagaimana penyimpanan tersebut memberikan keberfungsiannya dengan proses belajar tersebut.

Kritik dan Saran
Jurnal yang berjudul megenai MEMORI DAN PEMBELAJARAN diatas mempunyai sumber informasi yang kaya berkaitan PERSPEKTIF KOGNITIF tersebut yang menjadi topik mata perkuliahan Psikologi Belajar kali ini, hal ini menjadikan pemahaman yang diperoleh pembaca bertambah dikarenakan jurnal tersebut menggunakan bahasa-bahasa sederhana. Mereview jurnal ini sangat bagus untuk menambah informasi sehingga bagus untuk digunakan sebagai proses dan kiat belajar. Saran yang diberikan untuk jurnal ini adalah semoga akan ada banyak jurnal lagi yang membahas mengenai proses pembelajaran karena sesungguhnya pemahaman kita akan hal tersebut masih sangat minim. Terima kasih….^^

Senin, 15 Oktober 2012

Testimoni Perkuliahan 10 Oktober


Diawali ketika buk Dina masuk kedalam kelas, dan membawa banyak lembaran kertas yang saya tidak tau apa yang tengah direncanakan oleh buk Dina untuk perkuliahan hari ini. Ketika semua dari kami mengambil posisi duduk yang harus dipisahkan oleh satu bangku tiap orangnya dan membagi kelas menjadi 2 kelompok yaitu A dan B, tentu pikiran saya mulai merambat akan terjadi quiz di hari ini, padahal jujur saya tidak mempunyai persiapan saat itu. Namun ternyata tidak, buk Dina membagikan kami 2 kertas sertifikat dan 1 lembar kertas HVS kosong, dan meminta kami untuk membuat apa saja sesuai dengan kreativtas masing-masing dalam waktu 30 menit, buk Dina pun berjanji untuk memberikan kami reward 3 orang dalam kelompok A dan 3 orang dalam kelompok B.

Saat itu pikiran saya benar-benar blank, hingga waktu telah berjalan 15 menit saya masih terpaku ingin membuat apa pada 3 lembar kertas, ketika melihat kiri kanan yang telah asyik dengan ide masing-masing saya hanya bisa menyadari bahwa saya memang tidak cukup mempunyai kreativitas yang menonjol untuk dibanggakan. Beberapa detik kemudian saya mendapatkan ide mengapa saya tidak membuat diary tentang perasaan saya saat ini padahal menulis adalah hobby utuk saya, saya pun kembali bersemangat dan menulis dilembar HVS semua yang saya rasakan saat itu, dan kemudian membuat 2 lembar sertifikat menjadi tempat diary nya…

Inilah hasil yang saya dapat, sungguh menggenaskan menurut saya… !!! L


Ketika waktu habis, kami juga diberi kembali secarik kertas untuk menulis kaitan apa yang kami buat dengan teori belajar Skinner, dan saya kembali hanya menuangkan apa yang saya rasakan saat itu. Setelah semua terkumpul saatnya untuk menentukan 3 terbaik dari masing-masing kelompok, penilaian dilakukan dengan menggunakan secarik kertas tadi yang telah dibagi secara acak oleh buk Dina, dan yang mendapatkan kertas tersebut berhak memberi nilai mengenai hasil produk yang dibuat dengan kaitan oleh teori Skinner tadi. Saat itu milik saya diperiksa oleh Elienz, jujur saya heran ketika Elienz memerikan nilai 8 buat saya yang akhirnya membuat saya masuk dalam 6 orang terbaik, padahal saya merasa milik saya sangat buruk dibandingkan dengan yang lain.

Tapi walau demikian itu adalah hasil voting dari teman-teman lain yang menyetujui pendapat elienz tadi,hufh… sebenarnya beban saat menerima hadiah dari buk Dina melihat bahwa saya sangat-sangat minder dengan karya saya dan melihat sebenarnya masih banyak yang lebih pantas mendapatkan hadiah tersebut. Namun, saya kini percaya diri bahwa saya memang berhak mendapatkan hadiah tersebut, inilah hadiah yang saya dapatkan… :)


Saya yakin perkuliahan hari ini sangat mempunyai banyak makna untuk dijadikan pembelajaran, saya senang mengikuti perkuliahan ini karena banyak variasi pembelajaran yang tidak membuat kami jenuh… Sukses selalu Psikologi Belajar… J


Selasa, 09 Oktober 2012

Analisis Pengalaman dengan teori belajar BF.SKinner


Terkadang teori lebih mudah dimengerti saat kita mencoba mengaitkannya dengan hal-hal yang pernah kita alami sehari-hari atau bisa disebut sebagai pengalaman kita, disini saya akan menceritakan sedikit pengalaman yang dialami oleh adik saya yang menurut saya sangat berhubungan dengan pengaplikasian teori belajar dari BF.Skinner. Posting ini juga bertujuan sebagai kewajiban kami disetiap sebelum memulai perkuliahan “Psikologi Belajar”. Selamat membaca dan diharapkan komen yang dapat membangun ya….^^

Pengalaman
Sore itu, aldi (adik saya berumur 5 tahun) yang mempunyai kebiasaan bermain sepeda hingga menjelang magrib tetap melakukan aktifitasnya tanpa menghiraukan panggilan dari mama saya, dia tetap bermain dengan anak sebaya nya, ketika adzan mulai berkumandang dia pulang mendayung sepedanya kedepan rumah, menaikkan sepedanya hingga kelantai teras. Mama yang telah selesai mandi pun mengomeli aldi dan menyuruhnya untuk mandi sendiri yang itu artinya aldi harus menimba air dari sumur. Spontan saja aldi menolak dan mengatakan tidak mungkin ia dapat menimba air dengan badannya yang kecil dibandingkan dengan ember katrol penimba air tersebut.

Tapi mama pun tidak beranjak dari ruang tamu untuk membantu aldi mandi, hingga ayah datang dan menjewer telinga aldi menuju sumur, aldipun menangis. Malam hari setelah selesai makan malam ayah berpesan kepada kami, “ jika aldi tetap pulang saat adzan berkumandang jangan bolehkan dia masuk rumah dan jangan timbakan air untuk mandinya”. Aldi yang mendengar itu pun mengerutu dengan kesalnya, kelakuan adik saya yang satu ini memang sangat lucu.

Di sore berikutnya ternyata aldi lupa akan pesan dari ayah, maka ketika dia pulang ayah sengaja menutup pintu depan dan tidak menyediakan air mandinya, ia menangis di sumur saat itu cukup lama, ketika itu saya yang baru pulang dari rumah saudara pun segera menolong nya, dan ia berjanji untuk tidak mengulangi dikemudian hari. Dan memang benar ternyata dia betul-betul merasa hukuman yang diberikan kepadanya adalah sebuah pembelajaran untuknya sehingga ia tidak lagi mengulangnya dikesokan harinya.

Ayah yang melihat perubahan sikap aldi tentu tidak tinggal diam, ketika aldi telah selesai mandi sore itu, ayah sengaja memperbaiki rem sepeda aldi yang memang telah rusak, ini dilakukan beliau sebagai hadiah untuk aldi yang telah merubah sikapnya. Kami pun memberikan hadiah padanya berupa pujian. Untuk menguatkan sikap aldi kami tetap memberikan pujian dan hadiah kecil padanya dalam beberapa hari sampai akhirnya sikap pulang sore tepat waktu menjadi kebiasaan untuknya.

Analisis
Dari pengalaman aldi tadi, tanpa disadari telah teradi proses learning yang berkaitan dengan teori BF.Skinner, dimana dalam teori tersebut terdapat system reward and punishment. Sama hal nya dengan kelakuan aldi ketika dia melakukan prilaku yang dinilai salah oleh kami, kami pun memberikan punishment kepadanya berupa dikunci diluar rumah dan tidak ditimbakan air untuk mandi. Namun ketika aldi mulai merubah prilakunya kepada hal yang menurut kami sesuai dalam norma keluarga kami, ayah dan anggota keluarga pun memberikan reward kepada aldi berupa pujian-pujian dan memperbaiki rem sepedanya yang telah rusak.

Memberikan penguatan tidak bisa hanya dalam tempo sekali saat prilaku dimunculkan karena dengan begitu prilaku yang tidak diinginkan dapat muncul lagi, sehingga kita harus konsisten untum memberikan penguatan tersebut. Begitu juga dengan kami dalam memberikan reward kepada aldi, kami melakukannya berulang-ulang sesuai saat aldi melakukan prilaku yang diinginkan. Walau reward yang diberikan tidak mahal namun terkadang hal yang kecil lebih berarti daripada tidak sama sekali, dan terbukti kini prilaku tersebut telah berubah menjadi sebuah kebiasaan yang baik.
My Young Brother