Collection

Collection
.

Sabtu, 28 April 2012

MICRO TEACHING


Kelompok 2
Anggota  :

I.                   Latar Belakang
Saat ini, kemampuan mengajar dibutuhkan tak hanya oleh seorang guru. Setiap individu (khusunya mahasiswa) seharusnya memiliki kemampuan tersebut. Karena kemampuan mengajar itu telah mencakup kemampuan komunikasi dengan orang lain, kemampuan pengetahuan, dan kemampuan lainnya.
                  Mengajar tidak harus ada di dalam situasi formal, namun dapat berupa kegiatan informal. Misalnya ketika sekelompok mahasiswa berdiskusi mengenai sebuah pelajaran, bukankah harus ada salah satu yang bertindak sebagai guru? Namun mungkin saja peran sebagai guru itu bergantian antara satu orang dengan orang lain, bergantung pada siapa yang menjelaskan mengenai materi tersebut.
                  Metode mengajar dan cara belajar pada orang dewasa tidak akan sama dengan mengajar dan cara belajar anak-anak. Oleh karena itu, tak heran jika seni mengajar untuk orang dewasa (andragogi) dan seni mengajar pada anak-anak (paedagogi) dipisahkan. Malcolm Knowles (1970) mengenalkan istilah andragogi yang bermakna seni dan ilmu untuk membantu orang dewasa belajar.
                  Sebagai salah satu tugas dari mata kuliah Paedagogi yang kami ambil, maka kami melakukan Micro-Teaching ke TK Kartika 1-23. Micro-Teaching ini dilakukan agar kami dapat melatih kemampuan mengajar, terutama pada anak-anak. Kami memilih TK Kartika 1-23 karena beberapa anggota kelompok kami pernah melakukan pengamatan ke TK itu sebelumnya. Sehingga kami sudah cukup mengenal bagaimana karakter anak-anak di TK tersebut.

II.                Landasan Teori
Berdasarkan dari hasil diskusi kelompok kami mengenai perencanaan micro teaching tersebut, hal ini dapat dikaitkan dengan teori yang telah dibahas diantaranya seni mengajar, pedagogi praktis,paradigma belajar dan pedagogi modern. Dimana dalam pedagogi praktis, anak tidak hanya berfokus pada kurikulum pembelajaran tapi  anak tersebut juga bisa  menikmati proses pembelajaran. Di samping itu kami juga tetap memiliki standar kompetensi untuk anak tersebut, misalnya anak diharapkan mampu untuk menyanyikan lagu daerah dan mewarnai dengan baik.
Setiap strategi guru didasari pada paradigma belajar yang berbeda mengenai cara siswa belajar. Hal yang penting dipahami saat ini , bahwa strategi tumbuh  dari paradigma yang berbeda. Ada 5 metode/strategi mengajar yang dapat digunakan guru, namun kami hanya menggunakan 3 strategi yaitu sebagai berikut:
1.      Pelatihan dan pelatihan lanjut, yaitu mengembangkan keterampilan dasar dan lanjutan dengan tujuan jelas, melaksanakan pembelajaran dengan langkah-langkah tertentu, dan memperkuat setiap kemajuan. Dalam kegiatan micro teaching, kami sudah membuat langkah-langkah dalam mengajar yang dijelaskan dibawah.
2.      Ceramah dan menjelaskan, yaitu menyajikan informasi dengan cara yang dapat dipahami,  mudah diproses, dan diingat. Dalam kegiatan ini kami sudah merancang cara mengkomunikasikan materi yang ingin disampaikan melalui metode ceramah.
3.      Kelompok dan tim, yaitu berbagi informasi, bekerja sama secara kooperatif pada pembelajaran proyek, serta mengeksplorasi sikap, pendapat, dan keyakinan melalui proses kelompok. Agar mempermudah penyampaian informasi kami membentuk anak dalam kelompok kecil .
Dalam micro teaching ini juga dapat dikaitkan dengan teori mengenai Pedagogi modern, dimana
Pedagogi modern/ efektif menggabungkan alternative strategi pembelajaran yang mendukung keterlibatan intelektual, memiliki keterhubungan dengan dunia yang lebih luas, lingkungan kelas yang kondusif, dan pengakuan atas perbedaan penerapan pada semua pelajaran. Hal ini dapat dilihat dari bagaimana cara mengajar yang bervariasi, dan didukung  dengan kondisi kelas yang kondusif.
Seni mengajar juga sangat diperlukan dalam melakukan microteaching ini, apalagi subjeknya adalah anak TK, mereka yang hanya masih dapat berfikir secara konkrit membuat kami harus mempunyai seni mengajar agar menjadikan kelas tidak pasif dan pentransformasian ilmu dapat berjalan dengan baik.

III.             Perencanaan
Perencanaan yang kami design sebelum melakukan microteaching tersebut adalah :
1.      Lokasi
TK kartika 1-23 kapten muslim

2.      Waktu
Kamis , 19 April 2012 pukul 08:00-10:30

3.      Rencana Kegiatan
·         08:30-08:40 perkenalan
·         08:40- 09:15 micro teaching ( Menyanyi + menggabar)
·         09:15-09:25 Pemberian Games + Reward

4.      Perlengkapan
1.      Handy cam
2.      Kamera
3.      Alat tulis
4.      Print Gambar
5.      Laptop dan speaker

5.      Perincian Biaya
1.      Ongkos : 12000x 6            = 72000
2.      Reward : 2000 x 30          = 60000
3.      Guru : 6 x 6000                 = 36000
Jumlah                         = 168000

IV.             Pelaksanaan dan Dokumentasi

A.    Pelaksanaan
Setelah microteaching terealisasi kami dapat membuat rangkuman pelaksanaan kami,yaitu sebagai berikut :
*      Lokasi
TK kartika 1-23 kapten muslim Helvetia Medan
*      Waktu
Jumat , 19 April 2012 pukul 08:00-10:30

*      Kegiatan
·         08.00               Datang ke lokasi
·         08:30-08:15     perkenalan
·         08:15- 08:25    mengajar bentuk
·         08:25-08:35     mengajar warna
·         08:35-09:10     Mengajar mewarnai
·         19:10-19:30     Games + Pemberian Reward

*      Perlengkapan
·         Handy cam
·         Kamera
·         Alat tulis
·         Print Gambar
·         Kertas Origami

*      Perincian Biaya
1.      Choki choki 2x13.000       =          26.000
2.      Chocolatos 2x 11.000       =          22.000
3.      Chocolatos 20                   =          10.000
4.      Pita + kertas kado             =          3000
5.      Nasi bungkus 5                 =          50.000
Total                                        =          111.000

B.     Dokumentasi

Catt : Aksi mewarnai anak TK

Catt : kumpul-kumpul dilapangan sambil Tanya jawab.

Catt : Tanya jawab


Catt : 3 Pemenang karya mewarnai paling bagus.

Catt : Seluruh siswa TK Kartika1-23

V.                Testimoni dari Anggota Kelompok :

·         Kartika Sari Anggaraini    08-029
Menurut saya kegiatan micro teaching yg kami lakukan sangat menyenangkan, walaupun agak sulit mengatur anak-anak TK, tetapi kelucuan" yang mereka lakukan membuat rasa lelah kami hilang seketika.
Anak-anak sangat aktif dan bersemangat dalam proses micro teaching yang kami lakukan, ketika kami bertanya, hampir smua anak mengangkat tangan untuk menjawab pertanyaan kami. Ketika menjawab pertanyaan pun mereka menjawabnya dengan penuh semangat dengan suara yang kencang.
Kegiatan kami jg didukung oleh para guru, sehingga cukup membantu kami yang sedikit kewalahan dalam menghadapi anak-anak tersebut.

·         Lia Hairani                        10-001
Gak nyangka bisa dapat kesempatan mengajar didalam ruangan TK bersama mereka, awalnya memang gugup,namun setelah waktu berjalan akhirnya bisa beradaptasi dengan suasana kelas. Yang paling berkesan saat mereka perkelempok sedang mewarnai gambar yang kami berikan, saya mendampingi 4 orang anak yaitu Thora, Albhar, Daud dan Rayhan. Nah.. Rahyan ini termasuk anak yang pintar ngomong banget sampai-sampai dia ingin mengenalkan saya pada abangnya..hehehe…
Pokoknya pengalaman mengajar yang sangat membuat saya termotivasi untuk mewujudkan cita-cita saya…^^

·         Santri Permana                  10-012
Pertama dating ke TK Kartika 1-23, saya lansung ngerasa deg-degan karena berhadapan dengan anak-anak TK yang menurut saya lumayan sulit untuk diatur. Tetapi begitu berhadapan lansung dengan mereka ternyata asyik juga lo. Mereka mudah diajak untuk belajar bersama sehingga rasa deg-degan yang ada tadi pun jadi hilang. Apa lagi saat mendampingi mereka, mereka sangat mudah untuk diajak untuk berdiskusi. Pokoknya saya sangat senang bisa bertemu dengan mereka. Ini merupakan salah satu pengalaman saya yang menyenangkan.

·         Liliana Sari                        10-029
“Saya merasa bahwa Micro-Teaching ini menjadi pengalaman berharga. Saat melakukan tugas Pendidikan Anak Pra Sekolah (PAPS), saya sempat diminta untuk mengajar di PAUD yang saya datangi. Namun karena kesibukan, tawaran itu tidak bisa saya terima. Berkat mata kuliah Paedagogi, saya mendapat kesempatan untuk mengajar (meskipun bukan di PAUD tersebut). Saya berharap effort yang saya berikan pada tugas ini, bisa berbuah manis di akhir...”

                       ·         Anisah Gayatri                        10-072
Setelah melakukan micro teaching ini saya jadi mengerti bahwa mengajar di TK itu sangat sulit. Di butuhkan usaha yang lebih agar anak-anak tersebut tertarik dengan apa yang kita ajarkan. Ditambah lagi dengan saya yang pendiam,susah rasanya membuat mereka suka dengan apa yang saya rasakan. Ada juga beberapa kendala teknis yang terjadi. Di TK tersebut ada 2 kelas dan kami sudah buat janji untuk mengajar satu kelas saja tapi pada saat dilapangan gurunya malah menggabungkan kedua kelas tersebut. Jadinya gambar yang sudah kami fotocopy buat mengajar mewarnai jadi kurang sehingga harus di fotocopy lagi. Untung rewardnya di buat untuk kedua kelas. Mungkin ini terjadi karena kami berkoordinasi dengan salah seorang guru bukan semua guru jadi guru yang kelas satunya lagi gak tahu.
Walaupun ada kendala-kendala yang terjadi tapi untungnya kegiatan microteaching kami berlangsung dengan baik dan sukses. Saya juga mendapat pengalaman baru dalam mengajar anak TK karena saya belum pernah megajar anak TK sebelumnya.

·                                                                       Indah Kartika Dewi                10-108
Awalnya cemas banget, karena yang dihdapi itu anak TK, pasti sangat sulit menarik perhatian anak-anak. Apalagi saya sendiri masih dalam suasana duka. Tapi maw gak mau, siap dan gak siap, saya harus siap. Ternyata pas dijalankan tidak seburuk yang diperkirakan kok, awalnya memang grori namun lama kelamaan nyaman juga karena anak-anak welcome dengan kedatangan kami. Jadi interaksi antara kami sangat menyenangkan. Seru deh pokoknya, jadi rindu sama audri yang mukanya mirip bintang iklan Afika itu.

Minggu, 22 April 2012

Testimoni Perkuliahan Hari ini 23/april/2012


Hari ini jujur memang saya awali dengan kurang bersemangat, karena kondisi fisik yang memang kurang mendukung, tetapi karena adanya stimulus dari dosen pengampu berkaitan dengan remedial UTS kemarin, saya berfikir hal ini dapat dijadikan kesempatan untuk dapat memperoleh nilai yang tentunya semakin baik, maka dengan bermodal kan hal demikian saya tetap berangkat dan mengikuti perkuliahan sesemangat mungkin.
Pada saat perkuliahan dimulai, saya baru menyadari bahwa yang tidak bersemangat ternyata bukan hanya saya, hal ini dapat saya interpretasikan karena semua teman-teman terlihat memang kurang tanggap dalam merespon hal-hal yang tengah dibicarakan dosen pengampu kami, pertanyaan demi pertanyaan terus mengalir, namun hanya sedikit dari kami yang memberikan respon atas pertanyaan tersebut. Hinggaa membuat dosen pengampu kami meninggalkan ruangan kelas.
Memang menurut pandangan saya hal ini memang kesalahan kami, karena dosen pengampu kami telah memberikan peringatan sebelumnya agar merespon, tapi entah kenapa kami  tetaap saja membisu. Hal ini memang pantas dijadikan sebagai pembelajaran, karena menurut teori dari pedagogi sendiri, guru mentranformasikan ilmu mereka dan  para siswa menerima dengan aktif.
Hal yang dilakukan oleh dosen pengampu kami ini bukan sesuatu yang childish, karena dalam mengajar bukan merupakan sesuatu yang mudah dan sangat memiliki banyak pertimbangan. Kalimat ini bukan semata-mata saya keluarkan tanpa makna, jika dikaitkan dengan teori guru yang sukses dikatakan bahwa :
Pengajaran benar-benar sebuah profesi yang mulia, demikian pendapat Melissa Kelly. Profesi ini merupakan salah satu profesi yang sangat menyita waktu dan memerlukan komitmen dari guru yang menyandang profesi ini. Pengajaran sangat menuntut hal itu, karena dengan cara itulah akan menjadi sangat bermanfaat. Menurut Melissa Kelly ada lima hal yang perlu dipertimbangkan sebelum menjadi guru.yaitu sbb:
*      Komitmen waktu.
*      Besarnya bayaran.
*      Apresiasi dan kewajaran.
*      Harapan masyarakat.
*      Komitmen emosional.
Nah,, dari penjelasan diatas kita dapat menarik kesimpulan bahwa untuk menjadi seorang guru itu bukan hal mudah,  namun mengapa kita terkadang kurang memahami hal tersebut bahkan sering menyepelekan kehadiran mereka seperti yang terjadi pada hari ini, ini juga bisa dijadikan shock terapy buat kami agar kedepannya dapat lebih baik lagi, karena belajar yang sesungguhnya bukan hanya tau banyak teori, tetapi membutuhkan penerapan reality nya, tanpa penerapan teori tidak akan berguna. Semoga kedepannya mata kuliah ini akan tetap berjalan dengan semakin baik lagi..^^