Dia adalah seorang lelaki yang bagi ku adalah inspirator dan sampai sekarang tetap begitu. Dia ayah ku.
Ada sebuah kisah yang sampai sekarang selalu kuingat dan kujadikan bahan introspeksi diri untuk selalu menjadi yang terbaik walau seburuk apapun keadaan.
Saat itu aku baru berusia 5 tahun dan ekonomi keluarga kami masih sangat pailit, ayah hanya bekerja sebagai penjaga kantor dan dibandingkan dengan kebutuhan masih sangat kekurangan.
Sore itu ayah sedang tidak berkerja, aku dan ayah pun membersihkan gudang tempatnya meletakkan peralatan bekas, disana dia menemukan beberapa papan dan triplek bekas yang memang masih bisa digunakan. Dia pun menanyakan kepadaku bagaimana kalau kami membuat hiasan rumah dari papan dan triplek untuk tempat-tempat pajangan agar menambah pajangan dirumah. Aku sangat gembira dengan ide tersebut karena aku memang mempunyai mainan yang sangat ingin kupajang agar semua yang datang kerumah bisa melihatnya.
Ayah memulainya dengan menggergaji papan-papan sesuai ukuran dan bentuk yang kami inginkan sedangkan aku yang masih berusia 5 tahun hanya bisa terus menerus bertanya kepada ayah sangking ingin tahunya sampai-sampai ayah memberiku sekeping coklat berbentuk uang logam yang ia dapat dari kembalian membeli gula dan teh tadi agar aku diam dan tak membuyarkan konsentrasinya. Setelah triplek dan papan tadi disatukan dengan paku maka terbentuklah seperti rumah-rumahan kecil yang bertingkat-tingkat, dan untuk menambah keindahnya ayah cepat-cepat mengambil cat dan vernis hingga berwarna kuning keemasan.
Wahh…. Aku kagum dengan hasilnya karena sangat sederhana tapi juga menarik,bahan-bahan yang digunakan juga tidak sulit dicari. Dengan bangganya kami pun menunjukkan hasil tersebut kepada mama yang meresponnya dengan antusias juga. Hari minggu selanjutnya aku dan mama membeli beberapa keramik yang bentuknya lucu-lucu seperti gajah,burung,ayam,dll untuk dipajang ditempat yang ayah buat itu.
Beberapa minggu setelah kami memajang keramik dan tempat buatan ayah tadi, dirumah diadakan wiritan perempuan yang memang rutin diadakan setiap minggu dengan bergiliran, teman-teman mama pun memperhatikan benda yang tidak biasa ada dirumah kami, tidak disangka ternyata mereka pun mengaguminya dan mereka spontan meminta ayah membuatnya kembali agar mereka bisa memilikinya juga. Suatu anugrah yang luar biasa didapatkan karena orderannya melebihi dari yang kami perkirakan, dan karena ayah pernah ikut uwak menjadi tukang bangunan,hal itu membuatnya memiliki banyak pola-pola desain yang baru. Usaha itupun berjalan dan dapat sedikit membantu keluarga kami dalam hal ekonomi, hingga suatu ketika ayah diangkat menjadi karyawan tetap perkebunan itu, ia pun menolak orderan dan kini fokus terhadap pekerjaannya.
Tapi,sampai sekarang saat aku bermain kerumah-rumah teman dan saudara disana, aku selalu melihat hasil karya ayah dipajang dengan bagusnya. Karena itu aku bangga dengan ayah walau tidak mempunyai pendidikan yang tinggi tetapi ayah bisa membuat orang senag denga karyanya yang tidak seberapa. Pesan ayah yang selalu kuingat adalah jangan sombong dengan jia mempunyai ilmu dan teruslah menjadikan ilmu tersebut sebagai sesuatu yang dapat dipergunakan sampai kapan pun.
nb : hasil karya ayah tepat dibelakang ku itu.. :D
nb : hasil karya ayah tepat dibelakang ku itu.. :D