Kelompok 2
Anggota :
I.
Latar Belakang
Saat ini, kemampuan mengajar
dibutuhkan tak hanya oleh seorang guru. Setiap individu (khusunya mahasiswa)
seharusnya memiliki kemampuan tersebut. Karena kemampuan mengajar itu telah
mencakup kemampuan komunikasi dengan orang lain, kemampuan pengetahuan, dan
kemampuan lainnya.
Mengajar tidak harus ada di dalam situasi formal,
namun dapat berupa kegiatan informal. Misalnya ketika sekelompok mahasiswa
berdiskusi mengenai sebuah pelajaran, bukankah harus ada salah satu yang
bertindak sebagai guru? Namun mungkin saja peran sebagai guru itu bergantian
antara satu orang dengan orang lain, bergantung pada siapa yang menjelaskan
mengenai materi tersebut.
Metode mengajar dan cara belajar pada orang dewasa
tidak akan sama dengan mengajar dan cara belajar anak-anak. Oleh karena itu, tak
heran jika seni mengajar untuk orang dewasa (andragogi) dan seni mengajar pada
anak-anak (paedagogi) dipisahkan. Malcolm Knowles (1970) mengenalkan istilah
andragogi yang bermakna seni dan ilmu untuk membantu orang dewasa belajar.
Sebagai salah satu tugas dari mata kuliah Paedagogi
yang kami ambil, maka kami melakukan Micro-Teaching ke TK Kartika 1-23.
Micro-Teaching ini dilakukan agar kami dapat melatih kemampuan mengajar,
terutama pada anak-anak. Kami memilih TK Kartika 1-23 karena beberapa anggota kelompok
kami pernah melakukan pengamatan ke TK itu sebelumnya. Sehingga kami sudah
cukup mengenal bagaimana karakter anak-anak di TK tersebut.
II.
Landasan Teori
Berdasarkan dari hasil diskusi kelompok
kami mengenai perencanaan micro teaching tersebut, hal ini dapat dikaitkan
dengan teori yang telah dibahas diantaranya seni mengajar, pedagogi praktis,paradigma belajar dan pedagogi modern.
Dimana dalam pedagogi praktis, anak
tidak hanya berfokus pada kurikulum pembelajaran tapi anak tersebut juga bisa menikmati proses pembelajaran. Di samping itu
kami juga tetap memiliki standar kompetensi untuk anak tersebut, misalnya anak
diharapkan mampu untuk menyanyikan lagu daerah dan mewarnai dengan baik.
Setiap strategi guru didasari pada paradigma belajar yang berbeda mengenai cara siswa belajar. Hal yang penting
dipahami saat ini , bahwa strategi tumbuh
dari paradigma yang berbeda. Ada 5 metode/strategi mengajar yang dapat digunakan
guru, namun kami hanya menggunakan 3 strategi yaitu sebagai berikut:
1. Pelatihan
dan pelatihan lanjut, yaitu mengembangkan keterampilan dasar dan lanjutan
dengan tujuan jelas, melaksanakan pembelajaran dengan langkah-langkah tertentu,
dan memperkuat setiap kemajuan. Dalam kegiatan micro teaching, kami sudah
membuat langkah-langkah dalam mengajar yang dijelaskan dibawah.
2. Ceramah
dan menjelaskan, yaitu menyajikan informasi dengan cara yang dapat
dipahami, mudah diproses, dan
diingat. Dalam kegiatan ini kami sudah merancang cara mengkomunikasikan
materi yang ingin disampaikan melalui metode ceramah.
3. Kelompok
dan tim, yaitu berbagi informasi, bekerja sama secara kooperatif pada
pembelajaran proyek, serta mengeksplorasi sikap, pendapat, dan keyakinan
melalui proses kelompok. Agar mempermudah penyampaian informasi kami
membentuk anak dalam kelompok kecil .
Dalam micro teaching
ini juga dapat dikaitkan dengan teori mengenai Pedagogi modern, dimana
Pedagogi modern/ efektif menggabungkan alternative strategi pembelajaran yang mendukung keterlibatan intelektual, memiliki keterhubungan dengan dunia yang lebih luas, lingkungan kelas yang kondusif, dan pengakuan atas perbedaan penerapan pada semua pelajaran. Hal ini dapat dilihat dari bagaimana cara mengajar yang bervariasi, dan didukung dengan kondisi kelas yang kondusif.
Pedagogi modern/ efektif menggabungkan alternative strategi pembelajaran yang mendukung keterlibatan intelektual, memiliki keterhubungan dengan dunia yang lebih luas, lingkungan kelas yang kondusif, dan pengakuan atas perbedaan penerapan pada semua pelajaran. Hal ini dapat dilihat dari bagaimana cara mengajar yang bervariasi, dan didukung dengan kondisi kelas yang kondusif.
Seni
mengajar juga sangat diperlukan dalam melakukan
microteaching ini, apalagi subjeknya adalah anak TK, mereka yang hanya masih
dapat berfikir secara konkrit membuat kami harus mempunyai seni mengajar agar
menjadikan kelas tidak pasif dan pentransformasian ilmu dapat berjalan dengan
baik.
III.
Perencanaan
Perencanaan yang kami
design sebelum melakukan microteaching tersebut adalah :
1.
Lokasi
TK
kartika 1-23 kapten muslim
2.
Waktu
Kamis
, 19 April 2012 pukul 08:00-10:30
3.
Rencana
Kegiatan
·
08:30-08:40 perkenalan
·
08:40- 09:15 micro
teaching ( Menyanyi + menggabar)
·
09:15-09:25 Pemberian
Games + Reward
4.
Perlengkapan
1. Handy
cam
2. Kamera
3. Alat
tulis
4. Print
Gambar
5. Laptop
dan speaker
5.
Perincian
Biaya
1. Ongkos
: 12000x 6 = 72000
2. Reward
: 2000 x 30 = 60000
3. Guru
: 6 x 6000 = 36000
Jumlah = 168000
IV.
Pelaksanaan dan
Dokumentasi
A. Pelaksanaan
Setelah
microteaching terealisasi kami dapat membuat rangkuman pelaksanaan kami,yaitu
sebagai berikut :
Lokasi
TK
kartika 1-23 kapten muslim Helvetia Medan
Waktu
Jumat
, 19 April 2012 pukul 08:00-10:30
Kegiatan
·
08.00 Datang ke lokasi
·
08:30-08:15 perkenalan
·
08:15- 08:25 mengajar bentuk
·
08:25-08:35 mengajar warna
·
08:35-09:10 Mengajar mewarnai
·
19:10-19:30 Games + Pemberian Reward
Perlengkapan
·
Handy cam
·
Kamera
·
Alat tulis
·
Print Gambar
·
Kertas Origami
Perincian
Biaya
1. Choki
choki 2x13.000 = 26.000
2. Chocolatos
2x 11.000 = 22.000
3. Chocolatos
20 = 10.000
4. Pita
+ kertas kado = 3000
5. Nasi
bungkus 5 = 50.000
Total
= 111.000
B. Dokumentasi
Catt : Aksi mewarnai
anak TK
Catt : kumpul-kumpul
dilapangan sambil Tanya jawab.
Catt : Tanya jawab
Catt
: 3 Pemenang karya mewarnai paling bagus.
Catt
: Seluruh siswa TK Kartika1-23
V.
Testimoni dari
Anggota Kelompok :
·
Kartika Sari
Anggaraini 08-029
Menurut saya kegiatan
micro teaching yg kami lakukan sangat menyenangkan, walaupun agak sulit
mengatur anak-anak TK, tetapi kelucuan" yang mereka lakukan membuat rasa
lelah kami hilang seketika.
Anak-anak sangat aktif dan bersemangat dalam proses micro teaching yang kami lakukan, ketika kami bertanya, hampir smua anak mengangkat tangan untuk menjawab pertanyaan kami. Ketika menjawab pertanyaan pun mereka menjawabnya dengan penuh semangat dengan suara yang kencang.
Kegiatan kami jg didukung oleh para guru, sehingga cukup membantu kami yang sedikit kewalahan dalam menghadapi anak-anak tersebut.
Anak-anak sangat aktif dan bersemangat dalam proses micro teaching yang kami lakukan, ketika kami bertanya, hampir smua anak mengangkat tangan untuk menjawab pertanyaan kami. Ketika menjawab pertanyaan pun mereka menjawabnya dengan penuh semangat dengan suara yang kencang.
Kegiatan kami jg didukung oleh para guru, sehingga cukup membantu kami yang sedikit kewalahan dalam menghadapi anak-anak tersebut.
·
Lia Hairani 10-001
Gak nyangka bisa dapat
kesempatan mengajar didalam ruangan TK bersama mereka, awalnya memang
gugup,namun setelah waktu berjalan akhirnya bisa beradaptasi dengan suasana
kelas. Yang paling berkesan saat mereka perkelempok sedang mewarnai gambar yang
kami berikan, saya mendampingi 4 orang anak yaitu Thora, Albhar, Daud dan
Rayhan. Nah.. Rahyan ini termasuk anak yang pintar ngomong banget sampai-sampai
dia ingin mengenalkan saya pada abangnya..hehehe…
Pokoknya pengalaman
mengajar yang sangat membuat saya termotivasi untuk mewujudkan cita-cita
saya…^^
·
Santri Permana 10-012
Pertama dating ke TK
Kartika 1-23, saya lansung ngerasa deg-degan karena berhadapan dengan anak-anak
TK yang menurut saya lumayan sulit untuk diatur. Tetapi begitu berhadapan
lansung dengan mereka ternyata asyik juga lo. Mereka mudah diajak untuk belajar
bersama sehingga rasa deg-degan yang ada tadi pun jadi hilang. Apa lagi saat
mendampingi mereka, mereka sangat mudah untuk diajak untuk berdiskusi. Pokoknya
saya sangat senang bisa bertemu dengan mereka. Ini merupakan salah satu
pengalaman saya yang menyenangkan.
·
Liliana Sari 10-029
“Saya
merasa bahwa Micro-Teaching ini menjadi pengalaman berharga. Saat melakukan
tugas Pendidikan Anak Pra Sekolah (PAPS), saya sempat diminta untuk mengajar di
PAUD yang saya datangi. Namun karena kesibukan, tawaran itu tidak bisa saya
terima. Berkat mata kuliah Paedagogi, saya mendapat kesempatan untuk mengajar
(meskipun bukan di PAUD tersebut). Saya berharap effort yang saya berikan pada tugas ini, bisa berbuah manis di
akhir...”
Setelah
melakukan micro teaching ini saya jadi mengerti bahwa mengajar di TK itu sangat
sulit. Di butuhkan usaha yang lebih agar anak-anak tersebut tertarik dengan apa
yang kita ajarkan. Ditambah lagi dengan saya yang pendiam,susah rasanya membuat
mereka suka dengan apa yang saya rasakan. Ada juga beberapa kendala teknis yang
terjadi. Di TK tersebut ada 2 kelas dan kami sudah buat janji untuk mengajar
satu kelas saja tapi pada saat dilapangan gurunya malah menggabungkan kedua
kelas tersebut. Jadinya gambar yang sudah kami fotocopy buat mengajar mewarnai
jadi kurang sehingga harus di fotocopy lagi. Untung rewardnya di buat untuk
kedua kelas. Mungkin ini terjadi karena kami berkoordinasi dengan salah seorang
guru bukan semua guru jadi guru yang kelas satunya lagi gak tahu.
Walaupun
ada kendala-kendala yang terjadi tapi untungnya kegiatan microteaching kami
berlangsung dengan baik dan sukses. Saya juga mendapat pengalaman baru dalam
mengajar anak TK karena saya belum pernah megajar anak TK sebelumnya.
·
Indah Kartika Dewi 10-108
Awalnya cemas banget,
karena yang dihdapi itu anak TK, pasti sangat sulit menarik perhatian
anak-anak. Apalagi saya sendiri masih dalam suasana duka. Tapi maw gak mau,
siap dan gak siap, saya harus siap. Ternyata pas dijalankan tidak seburuk yang
diperkirakan kok, awalnya memang grori namun lama kelamaan nyaman juga karena
anak-anak welcome dengan kedatangan kami. Jadi interaksi antara kami sangat
menyenangkan. Seru deh pokoknya, jadi rindu sama audri yang mukanya mirip
bintang iklan Afika itu.