I. LATAR BELAKANG
Saat
ini, kemampuan mengajar dibutuhkan tak hanya oleh seorang guru. Setiap
individu (khususnya mahasiswa) seharusnya memiliki kemampuan tersebut.
Karena kemampuan mengajar itu telah mencakup kemampuan komunikasi dengan
orang lain, kemampuan pengetahuan, dan kemampuan lainnya.
Mengajar
tidak harus ada di dalam situasi formal, namun dapat berupa kegiatan
informal. Misalnya ketika sekelompok mahasiswa berdiskusi mengenai
sebuah pelajaran, bukankah harus ada salah satu yang bertindak sebagai
guru? Namun mungkin saja peran sebagai guru itu bergantian antara satu
orang dengan orang lain, bergantung pada siapa yang menjelaskan mengenai
materi tersebut.
Metode
mengajar dan cara belajar pada orang dewasa tidak akan sama dengan
mengajar dan cara belajar anak-anak. Oleh karena itu, tak heran jika
seni mengajar untuk orang dewasa (andragogi) dan seni mengajar pada
anak-anak (paedagogi) dipisahkan. Malcolm Knowles (1970) mengenalkan
istilah andragogi yang bermakna seni dan ilmu untuk membantu orang
dewasa belajar.
Sebagai salah satu tugas dari mata kuliah Paedagogi yang kami ambil, maka kami melakukan Micro-Teaching ke TK Kartika 1-23. Micro-Teaching
ini dilakukan agar kami dapat melatih kemampuan mengajar, terutama pada
anak-anak. Kami memilih TK Kartika 1-23 karena beberapa anggota
kelompok kami pernah melakukan pengamatan ke TK itu sebelumnya. Sehingga
kami sudah cukup mengenal bagaimana karakter anak-anak di TK tersebut.
II. LANDASAN TEORI
Berdasarkan dari hasil diskusi kelompok kami mengenai perencanaan micro teaching tersebut, hal ini dapat dikaitkan dengan teori yang telah dibahas di antaranya seni mengajar, pedagogi praktis, paradigma belajar, dan pedagogi modern. Dimana dalam pedagogi praktis,
anak tidak hanya berfokus pada kurikulum pembelajaran tapi anak
tersebut juga bisa menikmati proses pembelajaran. Di samping itu kami
juga tetap memiliki standar kompetensi untuk anak tersebut, misalnya
anak diharapkan mampu mengenal bentuk, warna dan mewarnai dengan baik.
Setiap strategi guru didasari pada paradigma belajar
yang berbeda mengenai cara siswa belajar. Hal yang penting dipahami
saat ini , bahwa strategi tumbuh dari paradigma yang berbeda. Ada 5
metode/strategi mengajar yang dapat digunakan guru, namun kami hanya
menggunakan 3 strategi yaitu sebagai berikut:
1. Pelatihan
dan pelatihan lanjut, yaitu melaksanakan pembelajaran dengan
langkah-langkah tertentu, dan memperkuat setiap kemajuan.
2. Ceramah dan menjelaskan, yaitu menyajikan informasi dengan cara yang dapat dipahami, mudah diproses, dan diingat. .
3. Kelompok
dan tim, yaitu berbagi informasi, bekerja sama secara kooperatif pada
pembelajaran proyek, serta mengeksplorasi sikap, pendapat, dan keyakinan
melalui proses kelompok.
Dalam micro teaching ini juga dapat dikaitkan dengan teori mengenai Pedagogi modern,
dimana pedagogi modern/ efektif menggabungkan alternatif strategi
pembelajaran yang mendukung keterlibatan intelektual, memiliki
keterhubungan dengan dunia yang lebih luas, lingkungan kelas yang
kondusif, dan pengakuan atas perbedaan penerapan pada semua pelajaran.
Hal ini dapat dilihat dari bagaimana cara mengajar yang bervariasi, dan
didukung dengan kondisi kelas yang kondusif.
Seni mengajar juga sangat diperlukan dalam melakukan micro teaching ini, apalagi yang mau diajar adalah anak TK. Mereka masih hanya dapat berpikir secara konkrit, sehingga membuat kami harus mempunyai seni mengajar dan banyak melakukan improvisasi agar menjadikan kelas tidak pasif dan pentransformasian ilmu dapat berjalan dengan baik.
III. TUJUAN MICRO TEACHING
Tujuan dari micro teaching
yang kami lakukan adalah untuk mengajarkan murid di TK Kartika mengenai
berbagai jenis bentuk dan warna, serta mengembangkan kreativitas dengan
mewarnai.
IV. PERENCANAAN MICROTEACHING
Perencanaan yang kami design sebelum melakukan micro teaching tersebut adalah :
1. Lokasi
TK Kartika 1-23 Kapten Muslim
2. Waktu
Kamis , 19 April 2012 pukul 08:00-10:30
3. Rundown
· 07:30 Datang ke Lokasi
· 07:30-08:00 Perkenalan
· 08:00- 08:10 Mengajar Warna
· 08:10-08:20 Mengajar Bentuk
· 08:20-09:00 Mengajar mewarnai
· 09:00-09:25 Pemberian Games + Reward & Penutup
4. Perlengkapan
· Kamera
· Alat tulis
· Fotocopy Gambar 24 lembar
· Print bentuk dan warna
5. Perincian Biaya
· Choki choki 2 Kotak @Rp.13.000,- = Rp.26.000,-
· Chocolatos 2 Kotak @Rp.11.000,- = Rp.22.000,-
· Pita + kertas kado = Rp. 3.000,-
· Nasi bungkus 5 @Rp.10.000,- = Rp.50.000,-
· Fotocopy gambar = Rp. 3.000,-
Total = Rp.104.000,-
IV. PELAKSANAAN MICROTEACHING
1. Lokasi
TK kartika 1-23 Kapten Muslim Helvetia Medan
2. Waktu
Jumat, 20 April 2012 pukul 08:00-09:30
3. Rundown
Sekitar jam delapan pagi, kami telah tiba di lokasi TK
Kartika 1-23. Anak-anak terlihat sedang olahraga pagi di halaman TK
bersama para guru. Setelah anak-anak masuk ke kelas, sebelum melakukan micro teaching,
terlebih dahulu kami melakukan perkenalan. Kemudian dilanjutkan dengan
mengajar jenis-jenis bentuk. Bentuk-bentuk yang kami ajarkan adalah
lingkaran, persegi, persegi panjang, segitiga dan bintang. Selanjutnya
kami mengajarkan jenis-jenis warna yaitu warna orange, biru, abu-abu,
merah, hitam, ungu, dan pink.
Kegiatan kami lanjutkan dengan mewarnai. Kami membagi anak-anak
tersebut dalam 6 kelompok dan di setiap kelompok ada satu di antara kami
yang mengawasi. Kami mengajar mewarnai gambar ayam dan lumba-lumba.
Gambar ayam diberikan kepada anak TK B dan gambar lumba-lumba diberikan
kepada anak TK A. Setelah selesai mewarnai, anak-anak tersebut keluar
menuju halaman TK. Untuk sementara, kami tetap berada di dalam kelas
untuk memilih 3 gambar yang paling bagus. Setelah didapatkan 3 gambar
yang paling bagus, maka kami bergegas menuju ke halaman untuk memberikan
games teka-teki dengan anak-anak. Setelah itu, kami memberikan reward kepada anak-anak tersebut. Dan akhirnya kami menutup pertemuan hari itu dengan berfoto bersama.
Ringkasan dari kegiatan micro teaching kami
· 08.00 Datang ke lokasi
· 08:30 - 08:15 Perkenalan
· 08:15 - 08:25 Mengajar bentuk
· 08:25 - 08:35 Mengajar warna
· 08:35 - 09:10 Mengajar mewarnai
· 09:10 - 09:30 Games + Pemberian Reward & Penutup
Dalam pelaksanaannya menurut kami seperti pedagogi praktis Dimana dalam pedagogi praktis, anak tidak hanya berfokus pada kurikulum pembelajaran tapi anak tersebut juga bisa menikmati proses pembelajaran.
Kami berusaha membuat anak menikmati proses pembelajaran dengan cara
mengajar yang tidak memerintah dan juga kami sudah menjanjikan adanya
reward bagi anak dengan gambar terbaik membuat anak-anak tersebut senang
melakukan proses pembelajaran dengan kami.
Dalam micro teaching ini juga dapat dikaitkan dengan teori mengenai Pedagogi modern yang dapat dilihat dari bagaimana cara mengajar yang bervariasi, dan didukung dengan kondisi kelas yang kondusif.
Kami dalam mengajar saat itu disesuaikan dengan kemampuan anak. Anak TK
A diberikan gambar lumba-lumba yang lebih simpel sedangkan anak TK B
diberikan gambar Ayam yang lebih sulit. Pada saat kami membimbing di
tiap meja kami juga menggunakan srategi mengajar yang berbeda sesuai
kemampuan anak TK Kartika. Seperti memberikan banyak perhatian bagi anak
yang belum mampu untuk mewarnai dengan baik
Seni mengajar juga sangat diperlukan dalam melakukan micro teaching yang kami lakukan karena yang mau diajar adalah anak TK. Mereka masih hanya dapat berpikir secara konkrit, sehingga membuat kami harus mempunyai seni mengajar dan
banyak melakukan improvisasi. Seperti belajar mewarnai kami kira
anak-anak sudah mampu karena berdasarkan observasi terdahulu mewarnai
adalah hal yang umum di TK Kartika tenyata pada saat sampai dilapangan
kami menemukan ada juga anak yang masih kesulitan dalam mewarnai. Kami
banyak melakukan improvisasi pada saat mengajar mereka.
Setiap strategi guru didasari pada paradigma belajar dan strategi
tumbuh dari paradigma yang berbeda. Ada 5 metode/strategi mengajar
yang dapat digunakan guru, namun kami hanya menggunakan 3 strategi yaitu
sebagai berikut:
1. Pelatihan dan pelatihan lanjut yaitu melaksanakan pembelajaran dengan langkah-langkah tertentu. Dalam kegiatan micro teaching, kami sudah membuat langkah-langkah dalam mengajar yang kami jelaskan dipelaksanaan
2. Ceramah
dan menjelaskan, yaitu menyajikan informasi dengan cara yang dapat
dipahami, mudah diproses, dan diingat. Dalam kegiatan ini kami sudah
merancang cara mengkomunikasikan materi yang ingin disampaikan melalui
metode ceramah. Seperti pada saat mengajarkan bentuk warna dan juga pada
saat penjelasan mengenai mewarnai kami menggunakan metode ceeramah.
Metode ceramah yang kami pakai bukan sepert metode ceramah di
perkuliahan tapi kami mengunakan metode ceramah dengan banyak tersenyum
suara yang ramah dan simpel sehingga anak-anak dapat pahami, mudah
diproses, dan diingat
3. Kelompok dan tim. Agar mempermudah penyampaian informasi kami membentuk anak dalam kelompok kecil sesuai dengan kelasnya.
4. Perlengkapan
· Kamera
· Alat tulis
· Fotocopy Gambar 44 lembar
· Kertas Origami
· Print Bentuk
5. Perincian Biaya
· Choki choki 2 Kotak @Rp.13.000,- = Rp.26.000,-
· Chocolatos 2 Kotak @Rp.11.000,- = Rp.22.000,-
· Chocolatos 20 bungkus @Rp.500,- = Rp.10.000,-
· Pita + kertas kado = Rp. 3.000,-
· Nasi bungkus 5 @Rp.10.000,- = Rp.50.000,-
· Fotocopy gambar = Rp. 6.000,-
Total = Rp. 117.000
V. TABEL RENCANA MICRO TEACHING HINGGA PELAKSANAANNYA
No
|
Kegiatan
|
Tanggal
|
1
|
Perencanaan
|
7 April 2012
|
2
|
Membuat Surat Izin
|
14 April 2012
|
3
|
Merevisi perencanaan, Mempersiapkan Reward dan Mengantarkan Surat Izin
|
18 April 2012
|
4
|
Pelaksanaan Micro teaching
|
20 April 2012
|
5
|
Menyelesaikan Laporan
|
23 April 2012
|
6
|
Memposting di Blog
|
28-29pril
|
VI. EVALUASI dan KENDALA
A. EVALUASI
- Para murid mengikuti materi dengan sangat bersemangat. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya respon yang diberikan saat kami melakukan micro teaching.
- Murid sudah mengetahui tentang warna dan bentuk sebelum kami ajarkan. Tetapi dengan diberikannya micro teaching ini, mereka menjadi lebih paham.
- Setelah diberikan media untuk mewarnai, semua murid sangat bersemangat dalam proses mewarnai dan banyak bertanya kepada kami sebagai fasilitator yang telah membaur ke dalam kelompok-kelompok kecil bersama murid.
- Kebanyakan hasil mewarnai dari murid sangat mengesankan kami.
- Ketika games berlangsung, hampir semua anak ingin menjawab pertanyaan yang diberikan. Hal ini cukup menyulitkan kami, karena kami kurang mempersiapkan reward yang banyak untuk sesi games.
- Secara keseluruhan, proses micro teaching yang kami lakukan di TK Kartika berjalan dengan baik meskipun terdapat beberapa kendala.
- Kelas digabung antara kelas A dan kelas B. Kelas A berisi anak yang masih berumur sekitar 4 tahun, sehingga hal ini menyebabkan kami sedikit kewalahan ketika meminta mereka untuk mewarnai.
- Awalnya, kami hanya ingin mengajar 1 kelas. Kami sudah berkoordinasi dengan salah satu guru untuk mengajar di satu kelas saja. Tetapi pada saat di lokasi, tiba-tiba guru di TK tersebut menggabungkan 2 kelas menjadi satu. Akibatnya, kami harus membeli lagi reward dan juga menambah fotocopy kertas gambar ayam dan lumba-lumba. Selain itu, jumlah anak di dalam kelas cukup ramai sehingga kelas kurang kondusif.
- Salah satu anak “ngambek” karena tidak diberikan hadiah yang sama seperti yang didapatkan oleh juara 1-3 dalam lomba mewarnai. Kami cukup merasa “tidak enak” dengan anak tersebut.
- Guru banyak terlibat dalam proses micro teaching yang kami lakukan di kelas. Saat kami mengajar, guru terlihat agak mendikte kami dalam mengajar. Mereka kurang memberikan ruang bagi kami untuk mengajar di depan kelas. Bahkan hampir semua guru berada di dalam kelas. Hal ini cukup membuat kami merasa sedikit minder.
VII. DOKUMENTASI DAN TESTIMONI
- Dokumentasi
catt : Aksi mewarnai anak TK
catt : kumpul-kumpul dilapangan sambil tanya-jawab
catt: Tanya Jawab
catt: Pemenang Lomba Mewarnai
catt : Seluruh siswa TK Kartika 1-23
- Testimoni dari Anggota Kelompok
Kartika Sari Anggaraini 08-029
Menurut
saya kegiatan micro teaching yg kami lakukan sangat menyenangkan,
walaupun agak sulit mengatur anak-anak TK, tetapi kelucuan" yang mereka
lakukan membuat rasa lelah kami hilang seketika.
Anak-anak sangat aktif dan bersemangat dalam proses micro teaching yang
kami lakukan, ketika kami bertanya, hampir smua anak mengangkat tangan
untuk menjawab pertanyaan kami. Ketika menjawab pertanyaan pun mereka
menjawabnya dengan penuh semangat dengan suara yang kencang. Kegiatan
kami jg didukung oleh para guru, sehingga cukup membantu kami yang
sedikit kewalahan dalam menghadapi anak-anak tersebut.
·
Lia Hairani 10-001
Gak
nyangka bisa dapat kesempatan mengajar didalam ruangan TK bersama
mereka, awalnya memang gugup,namun setelah waktu berjalan akhirnya bisa
beradaptasi dengan suasana kelas. Yang paling berkesan saat mereka
perkelempok sedang mewarnai gambar yang kami berikan, saya mendampingi 4
orang anak yaitu Thora, Albhar, Daud dan Rayhan. Nah.. Rahyan ini
termasuk anak yang pintar ngomong banget sampai-sampai dia ingin
mengenalkan saya pada abangnya..hehehe… Pokoknya pengalaman mengajar yang sangat membuat saya termotivasi untuk mewujudkan cita-cita saya…^^
Santri Permana 10-012
Pertama
datang ke TK Kartika 1-23, saya lansung ngerasa deg-degan karena
berhadapan dengan anak-anak TK yang menurut saya lumayan sulit untuk
diatur. Tetapi begitu berhadapan lansung dengan mereka ternyata asyik
juga lo. Mereka mudah diajak untuk belajar bersama sehingga rasa
deg-degan yang ada tadi pun jadi hilang. Apa lagi saat mendampingi
mereka, mereka sangat mudah untuk diajak untuk berdiskusi. Pokoknya saya
sangat senang bisa bertemu dengan mereka. Ini merupakan salah satu
pengalaman saya yang menyenangkan.
· Liliyana Sari 10-029
“Saya
merasa bahwa Micro-Teaching ini menjadi pengalaman berharga. Saat
melakukan tugas Pendidikan Anak Pra Sekolah (PAPS), saya sempat diminta
untuk mengajar di PAUD yang saya datangi. Namun karena kesibukan,
tawaran itu tidak bisa saya terima. Berkat mata kuliah Paedagogi, saya
mendapat kesempatan untuk mengajar (meskipun bukan di PAUD tersebut).
Saya berharap effort yang saya berikan pada tugas ini, bisa berbuah manis di akhir...”
· Anisah Gayatri 10-072
Setelah
melakukan micro teaching ini saya jadi mengerti bahwa mengajar di TK
itu sangat sulit. Di butuhkan usaha yang lebih agar anak-anak tersebut
tertarik dengan apa yang kita ajarkan. Ditambah lagi dengan saya yang
pendiam,susah rasanya membuat mereka suka dengan apa yang saya rasakan.
Ada juga beberapa kendala teknis yang terjadi. Di TK tersebut ada 2
kelas dan kami sudah buat janji untuk mengajar satu kelas saja tapi pada
saat dilapangan gurunya malah menggabungkan kedua kelas tersebut.
Jadinya gambar yang sudah kami fotocopy buat mengajar mewarnai jadi
kurang sehingga harus di fotocopy lagi. Untung rewardnya di buat untuk
kedua kelas. Mungkin ini terjadi karena kami berkoordinasi dengan salah
seorang guru bukan semua guru jadi guru yang kelas satunya lagi gak
tahu.
Walaupun ada kendala-kendala yang terjadi tapi untungnya kegiatan
microteaching kami berlangsung dengan baik dan sukses. Saya juga
mendapat pengalaman baru dalam mengajar anak TK karena saya belum pernah
megajar anak TK sebelumnya.
Indah Kartika Dewi 10-108
Awalnya
cemas banget, karena yang dihdapi itu anak TK, pasti sangat sulit
menarik perhatian anak-anak. Apalagi saya sendiri masih dalam suasana
duka. Tapi maw gak mau, siap dan gak siap, saya harus siap. Ternyata pas
dijalankan tidak seburuk yang diperkirakan kok, awalnya memang grori
namun lama kelamaan nyaman juga karena anak-anak welcome dengan
kedatangan kami. Jadi interaksi antara kami sangat menyenangkan. Seru
deh pokoknya, jadi rindu sama audri yang mukanya mirip bintang iklan
Afika itu.
Micro teaching kelompok 2 menurut saya sudah cukup baik, hanya saja tidak ada tema membuat inti dari micro teaching yang kelompok buat tidak terlalu tampak. Laporan juga tidak terlalu lengkap karena hanya menjelaskan proses micro teachingnya saja, perencanaan dan penulisan laporan tidak terlalu tampak disini. Jumlah anak juga tidak dicantumkan sehingga saya tidak bisa mengetahui apakah micro teaching yang kelompok buat sudah efektif.
BalasHapusKelompok juga menyebutkan di latar belakang bahwa setiap orang yang mengajar itu adalah guru. Bisakah kelompok menyebutkan pernyataan tersebut berasal dari teori mana?
Terimakasih.. :D
Kelompok 2 saya rasa cukup baik dalam pelaksanaan micro-teachingnya. tapi kalau boleh bertanya, kenapa tujuan yang dirumuskan oleh kelompok 2 berupa pengenalan terhadap bentuk dan warna tidak sinkron dengan latar belakang micro-teaching kelompok ini?
BalasHapusterimakasih :)
@_Putri : Terima kasih atas coment nya,,, memang perencanaan,pnulisan memang tidak di post kan dsni bgtu juga dengan jumlah anak, namun pada persentasi dari kelompok kami, kami telah cukup menjelaskannya,,,,namun memang paa intinya kami menganggap bahwa micro teaching yg kami laksanakan memang kurang efektif...
BalasHapusmaaf putri...yg kami sebutkan dilatar belakang adalah bukan hanya guru saja yg dapat mengajar tetapi mahasiswa juga bisa, hal ini sesuai dengan konsep dimana kita bisa berperan sebagai pemberi informasi walau tidak berprofesi sbg guru atau dosen bisa saja sebagai tentor atau sebagainya...
semoga bisa dipahami....^^
Buat Yohanti terima kasih atas pujiannya dan pertanyaannya..!!
BalasHapuslatar belakang kami memang hanya menjelaskan mengenai mengajar dan pemberian informasi, nah..disini kami menganggap mengajar itulah sebagai kepala dari keseluruhan tujuan kami,, sedang pengajaran apa yang kami berikan ya seperti mengajar bentuk dan warna seperti itu..
semoga dapat dipahami oleh yohanti...makasih..^^
hai Lia , persentasi lia kemarin baik sekali. lia dan teman-teman kelompok memakai micro teaching dengan tema mengenal bentuk, warna dan bagaimana mewarnai. menurut pendapat dyta Lia dan teman-teman sangat pas dengan tujuan untuk mengembangkan kreativitas anak masing-masing. namun kemarin dyta melihat ada beberapa kendala yang dihadapi oleh kelompok. Namun, semua bisa di atasi dengan berbagai cara agar tetap sesuai dengan perancanaan. dyta mau tanya sama lia dan kelompok, kenapa kalian tidak memilih dengan mengunjungi ke Tk lain untuk mengenal karakter anak-anak yang lain pada lain tempat? maksudnya kenapa tidak pengen?
BalasHapussaya ingin bertanya kepada lia pertanyaan yang sama dengan putri karena saya merasa lia belum mennjawan pertanyaan putri dengan tepat. Apakah tema dari micro teaching kelompok lia?
BalasHapuskemudian pertanyaan kedua dalam teori kelompok lia menggunakan teori paedagogi modern dimana pengajar melakukan seni mengajar. Seni mengajar yang dijelaskan adalah berinovasi dalam membantu murid yang kesusahan dalam mewarnai. Pertanyaan saya adalah apakah membantu murid yang susah mewarnai termasuk seni mengajar. Kemudian bukankah untuk anak TK memang masih mewarnai menggunakan warna-warna yang sederhana?
terimakasih :)
@_Dyta.. : Makasih Dyta atas pujiannya, semua adalah proses belajar...
BalasHapusmemang t merupakan pertimbangan kami sebelumnya, tapi untuk mencari satu TK dan kemudahan berhubungan dengan orang2 didalamnya bukanlah hal yang mudah, kami memutuskan untuk ke TK tersebut dg harapan, jika para siswa mengenal dantara sbagian anggota kami, mereka dihrapkan gak ada lagy canggung2 untuk sosialisasi juga dengan kami, jadi hal itu semakin mempermudah untuk kreativitas mereka muncul,,gt.. semoga dapat dipahami dyta.. :)
@_Yulian : Membntu murid dg mnggunakan teknik2 yg berbda dan dengan tmbhan seni, itulah yg kmi mksdkan sbg seni mngajar dsni tia...
BalasHapusiya,, tia bnar unt anak2 TK memng mash mnggunkan wrna2 yg sderhna shg hal itulh yg mnjdi pertmbngan kmi unt mnyerhkan wrna ap yg mreka gunkan pda saat mwarnai itu..