Setelah
membuat mindmap mengenai tinjauan awal dari belajar ini, ada baiknya jika kita
juga mendalami dan lebih memahami nya lewat contoh dari pengalaman kita, karena
sebuah teori akan lebih mudah dimegerti jika pengaplikasiannya dari diri kita
sendiri. Dibawah ini akan dipaparkan mengenai fungsi umum belajar dengan
disertai beberapa pengalaman saya.
- Fungsi umum teori
belajar (Tabel 1.2)
1. Sebagai
kerangka riset
Fungsi
ini terkait dengan syarat bahwa teori harus memuat prinsip yang dapat diuji;
Contoh
pengalaman : Sewaktu berdiskusikan untuk tugas dari satu mata kuliah, setiap
anggota harus mempunyai pendapat-pendapat kami yang memang berlandaskan pada
teori, karena dengan begitu tugas tersebut akan dapat dijadikan sebagai bahan
untuk lebih memahami inti dari matakuliah, sebaliknya jika setiap pendapat yang
diberikan hanya berupa intuisi dari masing-masing anggota kelompok saja
hasilnya akan mengambang dari sesuatu yang ingin dicapai.
Disini
kerangka riset yang akan terbentuk jika setiap anggota memberikan pendapat
sesuai teori yang memang telah teruji berkualitas untuk penambahan kuliah.
2. Memberikan
kerangka organisasi untuk item-item informasi.
Ketika suatu
mata kuliah mempunyai subtopic yang sangat banyak, saya akan membuat mindmap
untuk mempermudah pemahaman saya dalam mata kuliah tersebut.
Disini fungsi
teori beljar memberikan kerangka organisasi terlihat pada mindmap yang hanya
menampilkan item-item informasi.
3. Mengidentifikasi
sifat dari peristiwa yang kompleks.
Ketika
kami pergi berlibur kepantai, adik saya yang berumur 5 tahun mengatakan bahwa
ombak yang pasang surut dikarenakan adanya angin yang kencang, sedangkan saya
yang sudah sebagai mahasiswa mempunyai pemikiran yang lebih kompleks mengenai
mengapa ombak dipantai itu pasang surut.
Disini
identifikasi sifat dari peristiwa yang
kompleks tersebut terlihat saat saya dan adik saya menganalisis penyebab pasang
surutnya ombak dipantai.
4. Mereorganisasi
pengalaman sebelumnya.
Ketika
saya tinggal di Padang, jam tujuh malam saya sudah tidak diperbolehkan keluar
rumah apapun alasannya, karena dianggap dapat mendatangkan hal-hal yang tidak
baik. Namun ketika tinggal di Medan dan keadaan yang mengharuskan untuk
terkadang keluar rumah dimalam hari ternyata hal tersebut tidak terbukti, itu
semua tergantung pada diri sendiri dan bagaimana menjaga diri.
Disini,
saya mereorganisasi pulang malam jam tujuh ketika saya tinggal di medan dan
tinggal di padang.
5. Bertindak
sebagai penjelasan kerja dari peristiwa.
Ketika
mendapat teori mengenai OCD (Obsessive Compulsive Disorder),yang memiliki
beberapa ciri-ciri, yang salah satunya adalah dimana seseorang merasa dikelilingi
dengan kecemasan mengenai suatu hal yang belum tentu benar, contohnya perilaku
menutup pintu, orang yang mengalami OCD ini akan berulang-ulang melihat pintu
tersebut untuk memastikannya telah terkunci atau belum. Hal yang sama saya
alami ketika mematikan kompor gas, saya akan berulang-ulang memastikan apakah
kompor gas tersebut telah mati atau belum.
Disini
saya akhirnya mendapat penjelasan mengenai peristiwa yang saya alami setelah
mendapat penjelasan tentang teori OCD.
- Uraian dan
Penjelasan Terkait Bagan 1.1
Diawali
dengan bagan yang menjelaskan mengenai Perspektif
behavioris, terdapat cabang mengenai pengkondisian
klasik, system Hull, teori Gutrie, dan koneksionisme Thorndike.
Pengkondisian klasik membahas refleks dan reaksi emosi sederhana. Contohnya dapat
dilihat dari prilaku saya dalam bereaksi mengenai pandangan yang berbeda saat
saya tinggal di padang dan di medan, sama dengan teori Pavlov mengenai
pengkondisian klasik, stimulus yang diberikan akan mempunyai reaksi atau respon
yang berbeda, begitu juga dengan saya, ketika saya pulang jam tujuh malam di
padang, saya akan diberi peringatan dan ancaman bahwa akan ada hal-hal yang
tidak baik yang bisa saya terima, namun berbeda saat saya pulang jam tujuh
malam di medan, saya tidak mendapatkan konsekuensi seperti yang biasa saya
dapatkan.
Koneksionisme
mendeskripsikan belajar respon mandiri terhadap situasi, hal ini dapat dilihat
bagaimana saya mencoba merespon apa yang saya dapatkan berdasarkan hasil
belajar yang telah saya lewati, walaupun respon saya tersebut masih berupa
respon mandiri dan belum tentu benar. Seperti respon saya mengenai cirri-ciri
dari OCD tersebut, saya merasa bahwa salah satu cirri tersebut saya alami, akan
tetapi hal tersebut belum dapat dikatakan sebagai kenyataan bahwa saya menderita
OCD dikarenakan belum banyak bukti pendukung lainnya.
Bagan
kedua menggambarkan mengenai Perspektif
Kognitif, dengan 3 cabang, yaitu teori
Gestalt, teori pemprosesan informasi, teori dan model motivasional.
Psikologi gestalt fokus pada peran persepsi dalam memecahkan masalah. Ini
terkait dengan bagaimana saya menemukan cara untuk menggunakan mindmap dalam
proses belajar saya. Persepsi saya yang mengatakan bahwa dengan menggunakan
mindmap tersebut akan membantu saya telah terbukti dan memang menjadi cara
untuk memecahkan masalah. Jadi, teori gestalt disini mempunyai keterkaitan
dengan apa yang persepsi dan apa yang saya lakukan tersebut.
Pada
bagan ketiga terdapat Perspektif
Interaksionis, dengan 2 cabang yaitu kondisi
belajar Gagne dan teori kognitif sosial Bandura. Teori kognitif sosial
Bandura disini juga terkait dengan pengalaman saya saat berdiskusi kelompok,
anggota kelompok kami harus memberikan informasi yang sesuai dengan landasan
teori agak dapat dipertanggung jawabkan, disini kognitif berperan tentunya,
kemudian dalam mengerjakan tugas tentunya kami akan menggabungkan setiap
pendapat yang kami punya, disinilah social kami dinilai bagaimana kami dapat
berprilaku sebagai makhluk sosial.
Terakhir,
bagan keempat terdapat Teori
Perkembangan Interaksionis, dengan 2 cabang yaitu teori perkembangan kognitif Piaget dan teori kultur-historis Vygotsky.
Dalam hal ini pengalaman saya dan adik saya di pantai sangat terkait dengan
teori perkembangan dari Piaget, dibuktikan dengan bagaimana adik saya yang masih
pada tahap operasional konkrit mengatakan bahwa ombak yang pasang surut
disebabkan oleh angin, berbeda dengan saya yang berada pada tahap operasional
formal yang bisa menganalisa bagaimana ombak tersebut pasang surut berdasarkan
alasan yang lebih ilmiah lagi.