Perkuliahan
itu ibarat sebuah perjalanan, hanya memerlukan waktu selama 5 bulan yang mau
tidak mau kita harus mengakhirinya, entah dengan hasil yang memuaskan ataupun
mengecewakan. Dan dalam sebuah perjalanan tentunya kita harus mempunyai seorang
pemandu untuk membantu kita memahami setiap liku jalan yang akan ditempuh, dan
pemandu kami di mata kuliah Psikologi Belajar ini adalah bu Dina, beliau mengampu mata kuliah ini
sepanjang satu semester, semua yang kami lalui merupakan proses belajar dari
bimbingan beliau.
Banyak
hal yang telah kami lalui mempunyai kesan nya tersendiri, dan semua itu dapat
dikaitkan dengan berbagai teori-teori umum yang telah dibahas sepanjang satu
semester ini, dan saya akan membahas dinamika perkuliahan satu semester ini
menggunakan dasar-dasar teori tersebut yang seharusnya telah dikuasai oleh
masing-masing mahasiswa yang mengambil mata kuliah ini.
Dalam
Psikologi belajar dikenal Fungsi spesifik dari teori belajar, diantaranya
yaitu; Pertama, sebagai pedoman
perencanaan instruksi. Hal ini terkait dengan kunjungan kami ke SMK TritechInformatika Medan pada tanggal 05 Desember 2012 lalu, dalam melaksanakan
observasi tentunya kami harus membuat pedoman observasi yang terkoordinir
dengan baik. Disini kondisi belajar Gagne
menyediakan Sembilan langkah yang parallel dengan urutan dimana informasi
diterima dari lingkungan, diproses (encoded),
dan disimpan dalam memori jangka panjang. Saat melakukan observasi saya hanya tinggal
melakukan panduan istruksi berdasarkan langkah-langkah yang telah dirincikan
dengan jelas, hingga saat mengambil dan menyimpulkan data melalui beberapa
tahap, seperti contohnya sebelum melakukan observasi terlebih dahulu saya
mengumpulkan beberapa informasi dari lingkungan agar nantinya memudahkan saya
dalam melakukan observasi, setelah mendapatkan data yang diinginkan saya
memberikan pengkodean pada masing-masing data agar lebih mudah diproses,
hingga selanjutnya dapat disimpan ke
memory jangka panjangnya.
Kedua,
mengevaluasi produk untuk dipakai di kelas dan praktik belajar yang berlansung.
Penjelasan ini sesuai dengan kondisi belajar kami pada saat bu Dina memberikan
kepada seluruh mahasiswa yang mengikuti perkuliahan ini berupa 3 lembar brosur
yang berisi sertifikat dan satu lembar kertas HVS kosong, beliau meminta kami
untuk membuat produk apa saja yang nantinya dapat dijelaskan dengan teori dari B.F.
Skinner. Dalam teori B.F.Skinner
menyebutkan bahwa belajar sebagai perubahan prilaku.”belajar bukan melakukan—belajar
adalah mengubah apa yang kita lakukan. Teori ini sangat sesuai dengan stimulus
dari beliau, kami mengubah brosur-brosur bekas tersebut menjadi produk-produk
yang lebih baik dengan sedikit sentuhan kreativitas, mengubah apa yang
dilakukan disini maksudnya adalah kita yang biasa hanya menganggap ini sampah
kini membuat sesuatu yang sangat bernilai.
Secara
khusus, B.F. Skinner memiliki istilah mengenai penguatan (reinforcement) adalah setiap konsekuensi behavioral yang memperkuat
prilaku; yaitu penguat meningkatkan frekuensi respon. Kejadian yang menguatkan
adalah hasil yang diproduksi oleh penguat yang mengubah organisme sedemikian
rupa sehingga prilaku itu diulang. Bu Dina pun tak lupa memberikan
reinforcement kepada kami yaitu menyediakan 4 buah hadiah kecil agar kami lebih
termotivasi untuk menghasilkan produk yang bagus dan dapat mengaitkannya dengan
teori. Dan alhasil saya mendapatkan penghargaan dari apa yang saya buat,
reinforcement yang diberikan bu Dina cukup membuat saya berkeinginan agar
kedepannya menjadi lebih kreatif mengolah sesuatu yang sebenarnya masih
mempunyai nilai.
Ketiga,
mendiagnosa problem dalam instruksi dikelas. Kejadian yang menjadi contoh untuk
fungsi yang ketiga ini adalah saat bu Dina menginginkan kami agar berespon
mengenai rencana kunjungan observasi sedangkan hanya beberapa orang yang mau
mengeluarkan pendapat nya dan yang lain memilih untuk mengikut apa yang akan
diputuskan saja, tentu akhirnya bu Dina pun kesal dengan kami dan menugaskan
kami untuk mengangkat problem tersebut agar didiagnosa menurut beberapa tokoh.
Problem
ingin ikut bagaimana keputusan akhir tersebut tentunya merupakan ciri-ciri
bagaimana perkembangan kognitif kita belum berkembang dengan baik, mengapa saya
katakana belum berkembang dengan baik? Tentunya karena hanya anak-anak yang
belum bisa memberi pendapat sendirilah yang akan ikut dengan keputusan apapun,
hal ini dapat dijelaskan dengan teori dari Jean
Piaget yang menyebutkan bahwa ada empat faktor yang diperlukan untuk transformasi
perkembangan dari satu bentuk penalaran ke bentuk yang lain.
Faktor
itu adalah pertama, lingkungan fisik,
karena interaksi antar individu dan dunia adalah sumber ilmu pengetahuan.
Kebanyakan dari kita kurang sadar bahwa kita adalah makhluk sosial, sehingga
tak jarang kita acuh tak acuh dengan hal-hal yang berada disekitar kita yang
menyebabkan problem tersebut terjadi. Kedua,
kematangan. Kematangan system saraf menjadi penting karena memungkinkan
anak/kita yang tidak mmemberi pendapat merealisasikan manfaat maksimum dari
pengalaman fisik. Saya merasa bahwa kami yang tidak memberi pendapat belum
dapat merealisasikan manfaat penugasan observasi tersebut, padahal sebenarnya
manfaatnya ada untuk kami, bu Dina hanya membimbing saja. Ketiga, pengaruh sosial. Mencakup peran bahasa dan pendidikan
khusus nya kontak dengan orang lain. Saya yang termasuk didalam nya tidak
memberikan pendapat berkaitan dengan faktor yang ketiga, karena saya tidak
membuka group dan tidak pula berinisiatif untuk bertanya dengan teman-teman yang
mengambil mata kuliah yang sama sehingga terjadilah hal demikian. Keempat, penyeimbangan (equilibration). Penyeimbangan mengatur
interaksi individu dengan lingkungan dan memungkinkan perkembangan kognitif
untuk maju secara koheren dan tertata, disini kami tidak mempunyai keseimbangan
yang membuat kami kurang dapat cepat tanggap sesuai yang diinginkan bu Dina
tersebut. Karena keempat faktor ini belum berkembang dengan baik maka
perkembangan kognitif kami pun menjadi sedikit bermasalah.
Dan
menurut penalaran saya, hal yang membuat bu Dina memberikan kami sanksi dengan
harus membahas penyebab problem tersebut terkait dengan perkatan Piaget bahwa “
Tanpa kontak yang mengejutkan dengan
pikiran orang lain dan upaya perenungan yang disebabkan kejutan itu tidak akan
ada pemikiran yang muncul dalam kesadaran.” Dengan adanya kejutan dari bu
Dina berupa penugasan mendadak tersebut kami akhirnya dapat merenungkan
kesalahan kami.
Fungsi
teori belajar yang keempat adalah
mengevaluasi riset berdasarkan teori, disini kembali saya berikan reality
contohnya mengenai kunjungan observasi kami, kami melakukan riset berupa
observasi kesekolah tersebut guna menguji kebenaran teori-teori belajar yang
telah kami lakukan sepanjang satu semester ini. Dan kami juga merealisasikan
teori pengkondisian B.F. Skinner menjadi bentuk permainan ular tangga, tapi sayang
sekali kelompok kami tidak berkesampatan untuk maju menampilkan hasil nya.
Masih
banyak lagi proses-proses yang telah kami lalui satu semester ini yang tidak
mungkin untuk dijabarkan dalam halaman ini, setiap hal merupakan proses
belajar. Dan menjadi kekhasan dalam mata kuliah ini adalah bentuk penugasannya
yang selalu berupa postingan dalam blog, ini merupakan stimulus tersendiri bagi
saya, karena dari sekian banyak mata kuliah hanya mata kuliah Psi. belajar ini
yang benar-benar tidak pernah menggunakan Hard copy. Cara-cara penyajian
materinya pun bervariasi sehingga tidak menimbulkan kebosanan, terkadang
menimbulkan sedikit shock terapy saat bu Dina tiba-tiba menyuruh kami duduk berselang
dan memberikan penugasan yang sedikit mengejutkan, dan adakalanya bu Dina
memberikan kami stimulus berupa hadiah-hadiah kecil untuk penguatan.
Dinamika
yang berjalan disetiap pertemuannya berjalan sebagaimana mata kuliah yang
lainnya, ada pasang surut semangat bagi saya untuk melalui nya, namun semua
adalah proses belajar. Sekian terima kasih.. ^^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar