Collection

Collection
.

Selasa, 18 Desember 2012

Dinamika Pada Perkuliahan Psikologi Belajar Selama Satu Semester



Perkuliahan itu ibarat sebuah perjalanan, hanya memerlukan waktu selama 5 bulan yang mau tidak mau kita harus mengakhirinya, entah dengan hasil yang memuaskan ataupun mengecewakan. Dan dalam sebuah perjalanan tentunya kita harus mempunyai seorang pemandu untuk membantu kita memahami setiap liku jalan yang akan ditempuh, dan pemandu kami di mata kuliah Psikologi Belajar ini adalah bu Dina, beliau mengampu mata kuliah ini sepanjang satu semester, semua yang kami lalui merupakan proses belajar dari bimbingan beliau.

Banyak hal yang telah kami lalui mempunyai kesan nya tersendiri, dan semua itu dapat dikaitkan dengan berbagai teori-teori umum yang telah dibahas sepanjang satu semester ini, dan saya akan membahas dinamika perkuliahan satu semester ini menggunakan dasar-dasar teori tersebut yang seharusnya telah dikuasai oleh masing-masing mahasiswa yang mengambil mata kuliah ini.

Dalam Psikologi belajar dikenal Fungsi spesifik dari teori belajar, diantaranya yaitu; Pertama, sebagai pedoman perencanaan instruksi. Hal ini terkait dengan kunjungan kami ke SMK TritechInformatika Medan pada tanggal 05 Desember 2012 lalu, dalam melaksanakan observasi tentunya kami harus membuat pedoman observasi yang terkoordinir dengan baik. Disini kondisi belajar Gagne menyediakan Sembilan langkah yang parallel dengan urutan dimana informasi diterima dari lingkungan, diproses (encoded), dan disimpan dalam memori jangka panjang. Saat  melakukan observasi saya hanya tinggal melakukan panduan istruksi berdasarkan langkah-langkah yang telah dirincikan dengan jelas, hingga saat mengambil dan menyimpulkan data melalui beberapa tahap, seperti contohnya sebelum melakukan observasi terlebih dahulu saya mengumpulkan beberapa informasi dari lingkungan agar nantinya memudahkan saya dalam melakukan observasi, setelah mendapatkan data yang diinginkan saya memberikan pengkodean pada masing-masing data agar lebih mudah diproses, hingga  selanjutnya dapat disimpan ke memory jangka panjangnya.

Kedua, mengevaluasi produk untuk dipakai di kelas dan praktik belajar yang berlansung. Penjelasan ini sesuai dengan kondisi belajar kami pada saat bu Dina memberikan kepada seluruh mahasiswa yang mengikuti perkuliahan ini berupa 3 lembar brosur yang berisi sertifikat dan satu lembar kertas HVS kosong, beliau meminta kami untuk membuat produk apa saja yang nantinya dapat dijelaskan dengan teori dari B.F. Skinner. Dalam teori B.F.Skinner menyebutkan bahwa belajar sebagai perubahan prilaku.”belajar bukan melakukan—belajar adalah mengubah apa yang kita lakukan. Teori ini sangat sesuai dengan stimulus dari beliau, kami mengubah brosur-brosur bekas tersebut menjadi produk-produk yang lebih baik dengan sedikit sentuhan kreativitas, mengubah apa yang dilakukan disini maksudnya adalah kita yang biasa hanya menganggap ini sampah kini membuat sesuatu yang sangat bernilai.

Secara khusus, B.F. Skinner memiliki istilah mengenai penguatan (reinforcement) adalah setiap konsekuensi behavioral yang memperkuat prilaku; yaitu penguat meningkatkan frekuensi respon. Kejadian yang menguatkan adalah hasil yang diproduksi oleh penguat yang mengubah organisme sedemikian rupa sehingga prilaku itu diulang. Bu Dina pun tak lupa memberikan reinforcement kepada kami yaitu menyediakan 4 buah hadiah kecil agar kami lebih termotivasi untuk menghasilkan produk yang bagus dan dapat mengaitkannya dengan teori. Dan alhasil saya mendapatkan penghargaan dari apa yang saya buat, reinforcement yang diberikan bu Dina cukup membuat saya berkeinginan agar kedepannya menjadi lebih kreatif mengolah sesuatu yang sebenarnya masih mempunyai nilai.

Ketiga, mendiagnosa problem dalam instruksi dikelas. Kejadian yang menjadi contoh untuk fungsi yang ketiga ini adalah saat bu Dina menginginkan kami agar berespon mengenai rencana kunjungan observasi sedangkan hanya beberapa orang yang mau mengeluarkan pendapat nya dan yang lain memilih untuk mengikut apa yang akan diputuskan saja, tentu akhirnya bu Dina pun kesal dengan kami dan menugaskan kami untuk mengangkat problem tersebut agar didiagnosa menurut beberapa tokoh.

Problem ingin ikut bagaimana keputusan akhir tersebut tentunya merupakan ciri-ciri bagaimana perkembangan kognitif kita belum berkembang dengan baik, mengapa saya katakana belum berkembang dengan baik? Tentunya karena hanya anak-anak yang belum bisa memberi pendapat sendirilah yang akan ikut dengan keputusan apapun, hal ini dapat dijelaskan dengan teori dari Jean Piaget yang menyebutkan bahwa ada empat faktor yang diperlukan untuk transformasi perkembangan dari satu bentuk penalaran ke bentuk yang lain.

Faktor itu adalah pertama, lingkungan fisik, karena interaksi antar individu dan dunia adalah sumber ilmu pengetahuan. Kebanyakan dari kita kurang sadar bahwa kita adalah makhluk sosial, sehingga tak jarang kita acuh tak acuh dengan hal-hal yang berada disekitar kita yang menyebabkan problem tersebut terjadi. Kedua, kematangan. Kematangan system saraf menjadi penting karena memungkinkan anak/kita yang tidak mmemberi pendapat merealisasikan manfaat maksimum dari pengalaman fisik. Saya merasa bahwa kami yang tidak memberi pendapat belum dapat merealisasikan manfaat penugasan observasi tersebut, padahal sebenarnya manfaatnya ada untuk kami, bu Dina hanya membimbing saja. Ketiga, pengaruh sosial. Mencakup peran bahasa dan pendidikan khusus nya kontak dengan orang lain. Saya yang termasuk didalam nya tidak memberikan pendapat berkaitan dengan faktor yang ketiga, karena saya tidak membuka group dan tidak pula berinisiatif untuk bertanya dengan teman-teman yang mengambil mata kuliah yang sama sehingga terjadilah hal demikian. Keempat, penyeimbangan (equilibration). Penyeimbangan mengatur interaksi individu dengan lingkungan dan memungkinkan perkembangan kognitif untuk maju secara koheren dan tertata, disini kami tidak mempunyai keseimbangan yang membuat kami kurang dapat cepat tanggap sesuai yang diinginkan bu Dina tersebut. Karena keempat faktor ini belum berkembang dengan baik maka perkembangan kognitif kami pun menjadi sedikit bermasalah.

Dan menurut penalaran saya, hal yang membuat bu Dina memberikan kami sanksi dengan harus membahas penyebab problem tersebut terkait dengan perkatan Piaget bahwa “ Tanpa kontak yang mengejutkan dengan pikiran orang lain dan upaya perenungan yang disebabkan kejutan itu tidak akan ada pemikiran yang muncul dalam kesadaran.” Dengan adanya kejutan dari bu Dina berupa penugasan mendadak tersebut kami akhirnya dapat merenungkan kesalahan kami.

Fungsi teori belajar yang keempat adalah mengevaluasi riset berdasarkan teori, disini kembali saya berikan reality contohnya mengenai kunjungan observasi kami, kami melakukan riset berupa observasi kesekolah tersebut guna menguji kebenaran teori-teori belajar yang telah kami lakukan sepanjang satu semester ini. Dan kami juga merealisasikan teori pengkondisian B.F. Skinner menjadi bentuk permainan ular tangga, tapi sayang sekali kelompok kami tidak berkesampatan untuk maju menampilkan hasil nya.

Masih banyak lagi proses-proses yang telah kami lalui satu semester ini yang tidak mungkin untuk dijabarkan dalam halaman ini, setiap hal merupakan proses belajar. Dan menjadi kekhasan dalam mata kuliah ini adalah bentuk penugasannya yang selalu berupa postingan dalam blog, ini merupakan stimulus tersendiri bagi saya, karena dari sekian banyak mata kuliah hanya mata kuliah Psi. belajar ini yang benar-benar tidak pernah menggunakan Hard copy. Cara-cara penyajian materinya pun bervariasi sehingga tidak menimbulkan kebosanan, terkadang menimbulkan sedikit shock terapy saat bu Dina tiba-tiba menyuruh kami duduk berselang dan memberikan penugasan yang sedikit mengejutkan, dan adakalanya bu Dina memberikan kami stimulus berupa hadiah-hadiah kecil untuk penguatan.

Dinamika yang berjalan disetiap pertemuannya berjalan sebagaimana mata kuliah yang lainnya, ada pasang surut semangat bagi saya untuk melalui nya, namun semua adalah proses belajar. Sekian terima kasih.. ^^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar