Perencanaan Pelajaran Teacher-Centered
Tiga alat umum di sekolah yang berguna dalam perencanaan teacher-centered adalah menciptakan sasaran behavioral (prilaku), menganalisis tugas, dan menyusun taksonomi (klasifikasi)instruksional.
kesempatan kali ini,saya mengambil satu subpokok pembahasan saja,yaitu mengenai: Menciptakan sasaran bihavioral.
Sasaran bihavioral(bihavioral objectives)adalah pernyataan tentang perubahan yang diharapkan oleh guru akan terjadi dalam kinerja murid.Menurut Robert Mager (1962), sasaran bihavioral sangat spesifik. Mager percaya bahwa sasaran bihavioral harus mengandung tiga bagian:
1.Perilaku murid.Fokus pada apa yang dipelajari atau dilakukan murid.
2. Kondisi dimana prilaku terjadi.Menyatakan bahwa prilaku akan di evaluasi atau di tes.
3. Kriteria kinerja.Menentukan level kinerja yang dapat diterima
Misalnya,guru mungkin menyusun sasaran bihavioral berdasarkan gagasan bahwa murid akan mendeskripsikan lima sebab melemahnya Kekaisaran Inggris (prilaku murid). Guru berencana untuk memberi murid tes esai tentang topik ini (kondisi dimana prilaku akan terjadi).Dan,guru menentukan jika murid bisa menjelaskan empat atau lima sebab, maka ia sudah memenuhi kriteria kinerja (kriteria kinerja).
Sumber: Santrock.,J.W. (2008). Psikologi Pendidikan (edisi kedua).Jakarta : Prenada Media Group.Hal : 467-468
Permasalahan: Apakah dengan mengadakan tes esai sudah mampu memenuhi kriteria kinerja dari murid tersebut??? Dan bagaimana dengan kecurangan-kecurangan yang mungkin akan muncul???
Pembahasan : Mengadakan tes esai setelah pelajaran atau yang lebih akrab dikenal dengan sebutan kuis,memang membantu para guru mengetahui perubahan kognitif anak tersebut dalam menguasai materi yang baru saja disampaikan,ini membantu anak untuk mengasah kemampuannya dalam mengingat,dan seperti yang terlihat dalam contoh diatas jika anak sudah mampu menyebutkan empat atau lima saja mereka sudah memenuhi kriteria kinerja,hal ini di maksudkan bahwa tidak mungkin bagi para siswa secara menyeluruh dapat mengingat suatu informasi secara lengkap dan tepat,tapi dalam pengadaan kuis dan tes esai,kecurangan-kecurangan yang dilakukan oleh murid mempunyai probabilitas yang besar,dikarenakan pengadaan nya yang memang tidak terstruktur seperti ujian-ujian lainnya dan penempatan tempat duduk mereka yang kerap sekali mendukung aksi contek-mencontek.Hal ini dapat diatasi dengan ketelitian para guru dala mengawasi kinerja murid-murid nya akan menghasilkan hasil yang optimal dan sesuai yang diharapkan.
Demikian lah opini yang dapat saya berikan mengenai pembahasan kali ini,semoga dapat menerima masukan dan saran bagi para pembaca dan ibu selaku dosen pembimbing. Terima kasih...^_^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar