Terkadang
teori lebih mudah dimengerti saat kita mencoba mengaitkannya dengan hal-hal
yang pernah kita alami sehari-hari atau bisa disebut sebagai pengalaman kita,
disini saya akan menceritakan sedikit pengalaman yang dialami oleh adik saya
yang menurut saya sangat berhubungan dengan pengaplikasian teori belajar dari BF.Skinner. Posting ini juga bertujuan
sebagai kewajiban kami disetiap sebelum memulai perkuliahan “Psikologi Belajar”. Selamat membaca dan
diharapkan komen yang dapat membangun ya….^^
Pengalaman
Sore
itu, aldi (adik saya berumur 5 tahun) yang mempunyai kebiasaan bermain sepeda
hingga menjelang magrib tetap melakukan aktifitasnya tanpa menghiraukan
panggilan dari mama saya, dia tetap bermain dengan anak sebaya nya, ketika
adzan mulai berkumandang dia pulang mendayung sepedanya kedepan rumah,
menaikkan sepedanya hingga kelantai teras. Mama yang telah selesai mandi pun
mengomeli aldi dan menyuruhnya untuk mandi sendiri yang itu artinya aldi harus
menimba air dari sumur. Spontan saja aldi menolak dan mengatakan tidak mungkin
ia dapat menimba air dengan badannya yang kecil dibandingkan dengan ember
katrol penimba air tersebut.
Tapi
mama pun tidak beranjak dari ruang tamu untuk membantu aldi mandi, hingga ayah
datang dan menjewer telinga aldi menuju sumur, aldipun menangis. Malam hari
setelah selesai makan malam ayah berpesan kepada kami, “ jika aldi tetap pulang
saat adzan berkumandang jangan bolehkan dia masuk rumah dan jangan timbakan air
untuk mandinya”. Aldi yang mendengar itu pun mengerutu dengan kesalnya,
kelakuan adik saya yang satu ini memang sangat lucu.
Di
sore berikutnya ternyata aldi lupa akan pesan dari ayah, maka ketika dia pulang
ayah sengaja menutup pintu depan dan tidak menyediakan air mandinya, ia
menangis di sumur saat itu cukup lama, ketika itu saya yang baru pulang dari
rumah saudara pun segera menolong nya, dan ia berjanji untuk tidak mengulangi
dikemudian hari. Dan memang benar ternyata dia betul-betul merasa hukuman yang
diberikan kepadanya adalah sebuah pembelajaran untuknya sehingga ia tidak lagi
mengulangnya dikesokan harinya.
Ayah
yang melihat perubahan sikap aldi tentu tidak tinggal diam, ketika aldi telah
selesai mandi sore itu, ayah sengaja memperbaiki rem sepeda aldi yang memang
telah rusak, ini dilakukan beliau sebagai hadiah untuk aldi yang telah merubah
sikapnya. Kami pun memberikan hadiah padanya berupa pujian. Untuk menguatkan
sikap aldi kami tetap memberikan pujian dan hadiah kecil padanya dalam beberapa
hari sampai akhirnya sikap pulang sore tepat waktu menjadi kebiasaan untuknya.
Analisis
Dari
pengalaman aldi tadi, tanpa disadari telah teradi proses learning yang berkaitan dengan teori BF.Skinner, dimana dalam teori tersebut terdapat system reward and punishment. Sama hal nya
dengan kelakuan aldi ketika dia melakukan prilaku yang dinilai salah oleh kami,
kami pun memberikan punishment kepadanya berupa dikunci diluar rumah dan tidak
ditimbakan air untuk mandi. Namun ketika aldi mulai merubah prilakunya kepada
hal yang menurut kami sesuai dalam norma keluarga kami, ayah dan anggota
keluarga pun memberikan reward kepada aldi berupa pujian-pujian dan memperbaiki
rem sepedanya yang telah rusak.
Memberikan
penguatan tidak bisa hanya dalam tempo sekali saat prilaku dimunculkan karena
dengan begitu prilaku yang tidak diinginkan dapat muncul lagi, sehingga kita
harus konsisten untum memberikan penguatan tersebut. Begitu juga dengan kami
dalam memberikan reward kepada aldi, kami melakukannya berulang-ulang sesuai
saat aldi melakukan prilaku yang diinginkan. Walau reward yang diberikan tidak
mahal namun terkadang hal yang kecil lebih berarti daripada tidak sama sekali,
dan terbukti kini prilaku tersebut telah berubah menjadi sebuah kebiasaan yang
baik.
My Young Brother |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar